Mohon tunggu...
Dr Edy Purwo Saputro SE MSi
Dr Edy Purwo Saputro SE MSi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Pascasarjana dan Prodi Manajemen FEB Universitas Muhammadiyah Surakarta

Berminat pada bidang sosial-politiik dan ekonomi-bisnis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tanah Abang & Digitalisasi

18 September 2023   11:54 Diperbarui: 18 September 2023   12:30 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Pedagang di Tanah Abang berkeluh kesah karena pasar semakin sepi dan pastinya ada banyak faktor yang mendasarinya baik faktor internal dan eksternal. Apa yang terjadi di Tanah Abang sejatinya tinggal menunggu waktu saja karena memang kedepannya nanti fenomena pasar tradisional pasti akan berubah. Jadi, jika pasar tradisional tidak berubah dan berbenah maka bisa dipastikan akan semakin kalah bersaing dibanding pasar online yang memang semakin menjadi trend di masa depan. Di satu sisi, digitalisasi memberi peluang dan tantangan bagi pengembangan modernitas pasar dan di sisi lain perubahan perilaku juga menjadi dasar dari pergeseran, termasuk transaksi yang dilakukan.

 

Pasar ilang kumandange sejatinya sudah diramalkan sekian periode yang lalu dan fakta yang terjadi di era now memang terbukti dan digitalisasi memperkuat terjadinya realitas pergeseran berbelanja masyarakat. Bahkan kehadiran mall, supermarket dan jejaring di era now ternyata secara perlahan telah menggantikan kehadiran pasar tradisional. Oleh karena itu, secara perlahan tapi pasti akhirnya satu-persatu pasar tradisional akan kalah bersaing. Jadi, apa yang disuarakan para pedagang Pasar Abang pada dasarnya menjadi peluang dan tantangan untuk memacu kembali gairah bertransaksi di pasar tradisional.

 

Terlepas dari problem kompleks dibalik perdagangan di sejumlah pasar tradisional, laju ekonomi global juga memberikan pengaruh terhadap perubahan signifikan. Jadi, adanya kesempatan untuk membuka wawasan global dan pergeseran perubahan perilaku maka tidak ada alasan untuk mengabaikan realitas dan fenomena yang berkembang. Fakta ini menjadi acuan untuk mengembangkan model transaksi baru dan keperilakuan baru agar tetap bisa mempertahankan eksistensi pasar tradisional. Setidaknya, pemerintah di pusat dan daerah berkepentingan untuk tetap mempertahankan eksistensi pasar tradisional di semua daerah tanpa terkecuali. Meski faktanya tidak mudah, tapi bukan berarti tahapan merubah paradigma tersebut tidak bisa dilakukan secara cepat.

 

Digitalisasi dan modernisasi pasar memang memberi peluang terhadap kebangkitan era baru. Setidaknya, pelajaran dari kasus Tanah Abang dan pasar tradisional lainnya harus menjadi pembelajaran agar pasar tetap menarik untuk dikunjungi konsumen. Selain itu, fakta mata rantai dari semua pasar tradisional cenderung kompleks karena pelibatan di semua kepentingannya sangat majemuk, termasuk dari hulu ke hilir. Oleh karena itu, di masa depan maka perlu untuk mencari celah strategi yang lebih menjanjikan. 

Argumen yang mendasari bahwa digitalisasi dengan modernitas pasar yang semakin kompleks di semua segmen menjadi peluang dan tantangan yang tidak mudah. Fakta perubahan lain yang juga menarik dicermati adalah persaingan yang semakin ketat. Jadi, tidak sekedar persaingan yang semakin ketat tapi juga modernitas layanan yang dijanjikan, termasuk juga kehadiran era digitalisasi dengan dukungan internet dan software -- hardware yang canggih memberi peluang.

 

Tidak ada alasan bagi semua pelaku ekonomi bisnis mengabaikan fenomena digitalisasi di era now dan perubahan perilaku konsumen menjadi realitas yang nyata. Oleh karena itu, keresahan dan kegalauan yang terjadi di Tanah Abang memang menjadi bagian dari dampak perkembangan dan modernitas pasar global, termasuk kehadiran digitalisasi di era now. 

Sekali lagi, digitalisasi dan era internet menjadi peluang dan tantangan sebagai bagian dari perkembangan pasar global. Jadi, ramalan pasar ilang kumandange haruslah menjadi catatan menarik untuk mengantisipasi dan membuat kebijakan yang sekiranya bisa tetap mempertahankan eksistensi pasar tradisional tanpa mengesampingkan peran dari dominasi pasar maya di dunia maya sebagai implementasi pasar online yang sangat didukung oleh kehadiran internet.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun