Mohon tunggu...
Edy Primsa Brahmana
Edy Primsa Brahmana Mohon Tunggu... Bankir -

Seorang Bankir

Selanjutnya

Tutup

Money

BAYANGKAN BILA SKK MIGAS MENJADI PT INDOMIGAS,Tbk

10 April 2015   14:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:17 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan


"One machine can do the work of fifty ordinary men. No machine can do the work of one extraordinary man." -Elbert Hubbard.

"Satu mesin dapat melakukan pekerjaan lima puluh orang biasa. Tidak ada mesin yang dapat melakukan pekerjaan satu orang yang luar biasa..

Secara singkat Elbert Hubbard ingin menunjukkan bahwa yang paling penting sebenarnya adalah peningkatan sumber daya manusianya. Hal inilah yang membuat manusia itu menjadi luar biasa.
Sejatinya peningkatan peran SDM dan industri berbanding lurus dengan peningkatan kualitas kerja SDM dan Industri tersebut.
Sejatinya peningkatan kualitas kerja SDM dan Industri berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan yang dihasilkan oleh SDM dan Industri.
Sejatinya peningkatan pendapatan yang dihasilkan oleh SDM dan Industri berbanding lurus dengan orientasi organisasi.

SKK Migas sebagai institusi yang bukan profit oriented


Berbicara tentang SKK Migas, Satuan Kerja Khusus (SKK) Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) adalah institusi yang dibentuk oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. SKK Migas bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan Kontrak Kerja Sama. Pembentukan lembaga ini dimaksudkan supaya pengambilan sumber daya alam minyak dan gas bumi milik negara dapat memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, SKK Migas menyelenggarakan fungsi:


  • memberikan pertimbangan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atas kebijaksanaannya dalam hal penyiapan dan penawaran Wilayah Kerja serta Kontrak Kerja Sama;
  • melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama;
  • mengkaji dan menyampaikan rencana pengembangan lapangan yang pertama kali akan diproduksikan dalam suatu Wilayah Kerja kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk mendapatkan persetujuan;
  • memberikan persetujuan rencana pengembangan selain sebagaimana dimaksud dalam poin sebelumnya;
  • memberikan persetujuan rencana kerja dan anggaran;
  • melaksanakan monitoring dan melaporkan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengenai pelaksanaan Kontrak Kerja Sama; dan
  • menunjuk penjual minyak bumi dan/atau gas bumi bagian negara yang dapat memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi negara.


Tidak ada satupun dari fungsi tersebut di atas yang menyebutkan perihal pendapatan atau pencarian keuntungan.
Demikian pula bila melihat Rencana Strategis (Renstra) SKK Migas dalam Sustainability Report SKK Migas 2013 di bawah ini:

Sumber: Sustainability Report SKK Migas 2013


Dari 8 (delapan) sasaran yang dituju, belum ada satupun sasaran SKK Migas yang fokus dalam hal pencarian keuntungan organisasi hingga tahun 2015.

Berbicara tentang orientasi organisasi, Ann Goggins Gregory & Don Howard pada tulisannya yang berjudul "The Non Profit Starvation Cycle" menulis bahwa Organisasi yang membangun infrastruktur yang kuat mencakup sistem teknologi informasi, sistem keuangan, serta pelatihan keterampilan yang kokoh lebih mungkin untuk berhasil daripada mereka yang tidak.
Dari hasil survey yang telah mereka lakukan pada Bridgespan Group yaitu sebuah organisasi non profit oriented, sering ditemukan bahwa organisasi telah setuju dengan gagasan peningkatan infrastruktur dan peningkatan kapasitas manajemen mereka, namun mereka enggan untuk benar-benar membuat perubahan karena mereka tidak ingin meningkatkan pengeluaran, padahal hal ini dapat menimbulkan efek bencana di masa yang akan datang. Ini artinya, dalam hal peningkatan kapasitas dan kapabilitas, organisasi yang non profit oriented bersikap setengah hati.
sumber : http://www.ssireview.org/articles/entry/the_nonprofit_starvation_cycle/

Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


Bagaimana dengan BUMN ? BUMN sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara pada pasal 2 ayat 1(b) disebutkan bahwa maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah mengejar keuntungan.

Dalam hal ini tujuan BUMN didirikan adalah sangat jelas sebagai organisasi yang profit oriented.

14286471861063069801
14286471861063069801
Sumber:BUMN dan Perekonomian Nasional. Presentasi by Muhammad Yasin (ex Wamen BUMN)


Pada umumnya, tujuan berdirinya sebuah organisasi yang Profit Oriented dan termasuk BUMN di dalamnya adalah menghasilkan keuntungan yang maksimal. Keuntungan yang diperoleh nantinya diharapkan akan terus meningkat dari waktu ke waktu, sehingga dapat dipergunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi, meningkatkan kesejahteraan karyawan maupun untuk membayar kewajiban-kewajiban organisasi.
Untuk mencapai tujuan di atas, organisasi yang mengejar keuntungan menempuh berbagai alternatif diantaranya adalah meningkatkan volume penjualan atau menghemat biaya-biaya.

Saat nya berubah


Perubahan adalah hal yang lumrah. King Whitney Jr mengatakan bahwa "Perubahan memiliki efek psikologis yang sangat besar kepada pikiran manusia. Untuk mereka yang takut akan perubahan merasa bahwa perubahan tersebut adalah ancaman karena dengan perubahan ada kemungkinan segala hal menjadi lebih buruk lagi. Tetapi bagi mereka yang berani dan percaya diri, adanya suatu perubahan justru menyenangkan dan memberi inspirasi karena di situ ada kesempatan untuk membuat segala sesuatu lebih baik lagi dari yang sekarang "

Michael Graber dalam tulisannya yang berjudul "Lack of Innovation at Non Profit" pada The daily news, 9 Februari 2015 menyebutkan, ada kecenderungan yang aneh untuk hampir semua organisasi-organisasi non profit. Mereka menanggapi inovasi dengan cara yang sama. Mereka sangat menginginkan adanya inovasi tetapi keinginan yang kuat itu ikut menimbulkan respon berupa rasa takut, pusing hingga melumpuhkan. Pertanyaan muncul di benak mereka berupa "Bagaimana jika inovasi tersebut tidak bekerja? Saya tidak tahu cara menggunakannya......". Keinginan mereka sangat kuat akan munculnya program-program baru atau terciptanya sesuatu yang baru. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, tetapi sesuatu hal dalam budaya organisasi membuat mereka mengkerdilkan potensi mereka.
Pemikiran yang didasari rasa takut membuat banyak organisasi non profit jarang membuat lompatan pertumbuhan yang berkelanjutan. Ketakutan jangka pendek mematikan Inovasi-inovasi yang ada dan hal ini ternyata menjadi budaya dalam organisasi.
sumber : http://www.memphisdailynews.com/news/2015/feb/9/lack-of-innovation-at-nonprofits/

Hal ini sangat disadari oleh pemimpin Institusi, Amien Sunaryadi sebagai Kepala SKK Migas yang baru. Wawancara Bapak Amien Sunaryadi dengan saudara alfian dalam bulletin SKK Migas "BUMI" edisi Desember 2014 menunjukkan hal tersebut.

Berikut kutipan wawancara yang diambil penulis (wawancara lengkap dapat dibaca pada buletin "Bumi" edisi Desember 2014 halaman 18-19):
Al :Alfian
Am : Amien Sunaryadi

Al : Bagaimana pendapat Bapak mengenai kinerja para pekerja SKK Migas ?
Am : Sebelum dipercaya untuk menjabat sebagai Kepala SKK Migas, saya bekerja di Ernst & Young, Bank Dunia, dan Price Waters Coopers. Ketiga lembaga ini merupakan perusahaan Global yang kegiatan operasionalnya seperti perusahaan internasional. Tata kelola di tiga lembaga tersebut sangat efisien dengan jumlah penggunaan kertas minimal dan penggunaan Teknologi Informasi ( Information Technology/IT) yang sangat tinggi. Tingginya penggunaan IT memudahkan untuk mendeteksi siapa tukang tidur dan siapa yang benar-benar bekerja. Tanpa penggunaan IT, hal itu susah dilakukan. Ibaratnya kita satu perahu tetapi kita tidak tahu siapa yang mendayung dan siapa yang tidur.
Saya melihat kondisi seperti itu di SKK Migas. Sistem IT sudah tersedia di SKK Migas, tetapi penggunaannya belum maksimal ........ dst

Al : Selain Internal SKK Migas, apa saja hal-hal yang masih perlu dibenahi di industri hulu migas ?
Am : dst......Dari hasil diskusi terungkap bahwa persepsi SKK Migas seringkali tidak sama dengan kontraktor KKS. Bagi SKK Migas mungkin sudah jelas, namun bagi kontraktor KKS tidak jelas. Bagi SKK Migas mudah dan cepat, namun bagi kontraktor KKS tidak masuk akal. Kendala semacam ini perlu kita pahami juga. Jika tidak, Public Perception di luar sana tidak akan sama. Sebagai contoh, SKK Migas minta kontraktor KKS menyerahkan fotokopi dokumen padahal fotokopi tersebut sudah pernah diserahkan. Hal kecil semacam ini menumbuhkan persepsi negative di industri hulu migas terhadap SKK Migas. Apabila system IT dipakai, dokumen akan tercatat. Tidak ada lagi cerita SKK Migas minta dokumen yang sama berulang kali. Tidak ada lagi cerita prosesnya molor dan tidak jelas.

Dari hasil kutipan wawancara di atas, Bapak Amien Sunaryadi setuju bahwa untuk meningkatkan peran SDM dan industri khususnya pada kegiatan hulu migas, SKK Migas harus melakukan pembenahan. Harus timbul inovasi baru khususnya di bidang teknologi informasi.

Perubahan itu harus terjadi di dalam tubuh SKK Migas. Inovasi itu mutlak dilaksanakan, namun bila kita kembali membaca tulisan Michael Graber di atas, adalah sulit bagi organisasi non-profit oriented untuk melakukan inovasi. Lantas, solusi apakah yang saat ini sangat mungkin dilaksanakan demi terciptanya peningkatan peran SDM dan Industri khususnya pada kegiatan yang dilaksanakan oleh badan yang disebut SKK Migas ?

Jawabannya ada pada hasil wawancara wartawan dan Menteri ESDM, Sudirman Said, saat ditemui usai rapat dadakan beberapa menteri, di kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2015).
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mengkaji rekomendasi terkait Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang harus dijadikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Khusus
Ia menegaskan, jika SKK Migas menjadi BUMN Khusus, maka nantinya harus berorientasi hasil pada keuntungan (profit). Pasalnya, SKK Migas akan menangani semua potensi kekayaan minyak dan gas bumi nasional melalui keputusan yang diambil sendiri.
"Harus punya profit dong. Ngapain dijadikan badan usaha tapi tak menghasilkan
keuntungan," cetus Sudirman.
sumber  : http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/03/07/367905/jika-jadi-bumn-khusus-skk-migas-harus-berorientasi-profit

Masih takut...? Belum punya gambaran ke depan apa yang bakal terjadi bila SKK Migas berubah menjadi BUMN..?

Baiklah, saya beri satu contoh yang telah ada. Masih ingat PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) ?

PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) kini sudah menjadi bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) . Seperti diketahui, Inalum dulunya merupakan perusahaan joint venture antara Pemerintah Indonesia dengan Konsorsium 12 Perusahaan Asing asal Jepang.
Direktur Utama Inalum Winardi mengatakan, bertepatan dengan ulang tahun yang ke-39 atau tepat setahun sejak Inalum bergabung dengan BUMN, kini Inalum membuat visi dan misi baru yang harus dijalankan demi kepentingan rakyat Indonesia.
"Visi baru Inalum untuk menjadi perusahaan global terkemuka berbasis aluminium terpadu ramah lingkungan. Misi perusahaan yang menitikberatkan pada pertumbuhan masyarakat dan ekonomi daerah juga diharapkan menjadi ujung tombak realisasi visi ini. Selama setahun belakangan kami juga melakukan re-branding Perusahaan baik secara internal maupun eksternal,"jelasnya.
Lebih lanjut, perubahan yang dilakukan khususnya dalam internal perusahaan sendiri, yakni Inalum melakukan perubahan yang cukup signifikan dengan melaksanakan re-desain seragam seluruh karyawan.
Inalum juga mengganti Mars Perusahaan yang dulunya menggambarkan Inalum sebagai Perusahaan Modal Asing juga diganti dengan mars baru yang menggambarkan kondisinya saat ini sebagai Perusahaan nasional.
Sedangkan bentuk re-branding diwujudkan dalam Perubahan logo perusahaan yang disesuaikan dengan nilai, misi dan visi Perusahaan di masa yang akan datang.
Dari sisi kinerja, Inalum memperoleh laba lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama.
"Prognosa kinerja Perseroan di 2014 untuk periode April-Desember 2014 (9 bulan) ini sangat baik ditandai dengan perolehan laba bersih sebesar USD117 juta (un-audited) meningkat secara signifikan sebesar 244 persen dari USD 34 juta pada periode yang sama tahun fiskal 2013," pungkas Winardi.
sumber : http://economy.okezone.com/read/2014/12/20/320/1081949/setahun-jadi-bumn-ini-visi-misi-inalum

Penutup


Sebagai penutup, saya akan mengutip kalimat pendahuluan di atas dengan satu kesimpulan bahwa sejatinya peningkatan peran SDM dan industri berbanding lurus dengan orientasi organisasi. Hal ini sejatinya akan meningkatkan pendapatan bukan hanya bagi SDM organisasi itu sendiri, namun juga bagi masyarakat Indonesia pada umumnya.

Jadi, Bayangkan bila SKK Migas menjadi PT Indomigas,Tbk

Akhir kata, ijinkanlah saya menyampaikan sebuah pantun

Hendak berlayar ke teluk betong
Sambil mencuba labuhkan pukat
Bulat air karena pembetung
Bulat manusia kerana mufakat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun