Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja swasta dibidang teknik sipil, tinggal di daerah Depok, sangat suka menulis...apalagi kalau banyak waktunya, lahir di Jakarta (1960), suka sekali memberikan komentar, suka jalan-jalan....jalan kaki lho, naik gunung, berlayar....dan suka sekali belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tragedi Penembakan di Sape

2 Januari 2012   14:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:26 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tragedi Penembakan di Sape Puisi : Edy Priyatna Setelah rakyat dalam kedamaian pemerintah mempunyai ide bagus membuka pertambangan emas dengan argumentasi kesejahteraan rakyat padahal banyak hal yang berdampak negatif hingga membuat rakyat tidak setuju namun tetap saja dipaksakan semua terjadi tanpa mengindahkan suasana karena telah diatur tanpa kompromi prosedur dijalani dengan kekuasaan tak sadar pemerintahan dilaksanakan mengabaikan unsur-unsur utama di dalamnya Setelah rakyat protes berkali-kali tak ada respon yang datang dari pemerintah semua suara tidak didengarkannya semua suara tak pernah digubrisnya walaupun dampak penambangan akan merusak lingkungan akan terjadi pencemaran-pencemaran mengancam mata pencaharian mengancam kebutuhan air bersih mengancam situs budaya bangsa Temba Romba mungkin akan mentah bila diperdebatkan khawatir rencana akan gagal total tanpa sosialisasi surat keputusan tetap diterbitkan Setelah rakyat tak didengar lagi pemerintah merajalela tak menyadari banyak gagasan yang akan mengancam kehidupan rakyatpun dijadikan orang bodoh dan hanya pemimpinnya saja yang pandai mengelabui orang-orang bawah yang menolak adanya tambang emas hingga memicu kerusuhan Sape, Bima bersimbah darah tiga orang tertembak mati puluhan orang lainnya terluka berat akibat ulah pemimpin yang tidak bertanggung jawab (Pondok Petir, 01 Januari 2011)

___________________________________________________

DESA RANGKAT menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda, datang, bergabung dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun