Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja swasta dibidang teknik sipil, tinggal di daerah Depok, sangat suka menulis...apalagi kalau banyak waktunya, lahir di Jakarta (1960), suka sekali memberikan komentar, suka jalan-jalan....jalan kaki lho, naik gunung, berlayar....dan suka sekali belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perbedaan

29 Agustus 2011   16:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:22 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menunggu datangnya rembulan yang dinanti dunia saat ini meresahkan…….. mendebarkan…….. menyedihkan…….. namun dalam kesedihan ada kegembiraan setiap pertemuan pasti ada perpisahan Menanti tibanya bulan yang menentukan kali ini membingungkan…….. mengharukan…….. menggelisahkan……. tetapi dalam kegelisahan ada kebahagiaan setiap perbedaan pasti ada hikmahnya Menunggu kepastian sabit yang telah ditetapkan hari ini meresahkan jiwa mendebarkan hati menyedihkan diri membingungkan rasa mengharukan kasih menggelisahkan kalbu merubah semua sikap memperkaya ilmu menambah nikmat tiada henti Subhanallah…….. semua itu adalah sebuah rachmat……………. (Pondok Petir, 29 Agustus 2011)

___________________________________________________

DESA RANGKAT  menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda,  datang, bergabung  dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun