Penelitian yang dilakukan oleh AS dan Swiss, melaporkan adanya temuan bahwa rangkaian gambar yang diambil dari satelit pemantau Mars Reconnaissance Orbiter menunjukan banyak sulur gelap dengan lebar beberapa meter. Sulur ini keluar dari bebatuan dan mengalir ratusan meter ke bawah. Kamera High Resolution Imaging Science Experiment (HiRiSE) yang ada pada Mars Reconaissance Orbiter (MRO) berhasil menangkap citra guratan pada kawah curam di Mars.
[caption id="attachment_127995" align="aligncenter" width="620" caption="Planet Mars (sumber : kompas.com)"][/caption]
Gambar terbaru dari rangkaian pegunungan di Mars mungkin menjadi bukti terbaik atas keberadaan air di planet tersebut. Namun hasil observasi yang dipublikasikan di jurnal Science ini bukanlah bukti keberadaan aliran air secara langsung.
Sulur tersebut terlihat di sisi bukit yang disinari matahari musim panas, mengalir melintasi sejumah halangan dan kadang menyebar, tetapi ketika musim dingin tiba, sulur itu menghilang. Hal ini diperkirakan karena mereka terbuat dari lumpur yang mencair.
Sulit untuk dibayangkan mereka dibentuk dari hal lain selain benda cair yang meluncur dari lereng. Menurut Richard Zurek seorang ilmuwan NASA, mereka muncul dalam keadaan terlalu dingin untuk air segar. Pimpinan proyek MRO dari Jet Propulsion Laboratory NASA tersebut, menjelaskan bila diandingkan dengan Bumi, sulit menjelaskan bahwa guratan terbentuk dari aliran zat lain. Lalu, apakah ini terjadi di Mars, dan bila ya, mengapa hanya di tempat tertentu.
Sementara Professor Alfred McEwen, dari Universitas Arizona, selaku ketua penulis laporan ini, mengatakan dalam konferensi pers yang diadakan NASA, bahwa penjelasan terbaik dari observasi ini adalah aliran air asin, meski riset ini tidak membuktikan hal itu. Kadar garam merendahkan suhu yang membekukan air, dan air yang sama asinnya dengan lautan di Bumi bisa saja ada di lokasi Mars ini di musim panas. Pakar ilmu keplanetan dari University of Arizona tersebut juga mengatakan bahwa ini adalah air masa kini, bukan yang terdapat di masa lalu.
Dari guratan yang ditinggalkan, tampak bahwa air yang mengalir memiliki kekentalan yang tinggi, membuatnya lebih mirip dengan aliran sirup. Namun, McEwen menuturkan, pihaknya belum mengtahui salinitas atau keasinan dari air yang mengalir itu.
Pada guratan-guratan itu merupakan guratan musiman yang terbentuk di musim panas membuat penampakan gelap dan seolah menghilang di musim dingin. Guratan sudah ditemukan di 7 lokasi dan kemungkinan di 20 lokasi lainnya lagi. Salah satunya ada di sekitar kawah Newton. Setiap lokasi penemuan kurang lebih memiliki 1000 guratan yang jika dilihat berbentuk seperti jari.
Laporan ini juga memberi implikasi terhadap pencarian kehidupan makhluk ruang angkasa. Lalu menurut Dr Lewis Dartnell, penerliti Universitas College London, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, air adalah sumber kehidupan, dan kami menemukan kehidupan di setiap ceruk yang lembab di bumi. Jadi mungkin di sana ada mikroba yang hidup di masa musim panas yang diisi oleh lelehan air di permukaan gurun Mars.
Penemuan ini juga mendapat tanggapan dari Professor Shiladitya DasSarma dari Universitas Maryland, dari hasil penelitian tersebut selaras dengan dugaan keberadaan danau-danau air asin di bawah permukaan Mars. Ini adalah sebuah kemungkinan yang menarik bagi kami yang meneliti Halophilic mikroba-mikro organisme di Bumi, sejak terbuka kemungkinan kalau mikro organisme serupa mungkin juga hidup di planet tetangga kita.
Ahli geologi Joe Levy dari Universitas Portland, yang juga tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan riset itu mewakili sebuah target astrobiologis yang sulit. Sulur-sulur misterius itu kemungkinan bisa menjadi tempat terbaik bagi kehidupan makhluk Mars.
Pakar biogeokimia dari Indiana Univerity, Lisa M Pratt, mengatakan, guratan yang ditemukan bisa berpotensi menjadi tempat tinggal makhluk hidup, jika memang ada. Di Bumi, mikroba bisa hidup di air asin yang tak pernah membeku, atau bahkan bisa mengalami dormansi di air beku. Ini sangat spekulatif karena tidak diketahui apakah ada organisme di sana, atau apakah pernah ada sebelumnya.
Pelajar University of Arizona, Lujendra Ojha, tengah mempelajari perubahan kecil yang ada di planet Mars ketika akhirnya menemukan struktur guratan tersebut. Ia adalah yang pertama kali terobservasi pada guratan-guratan pada kawah Mars tersebut. Saat pertama kali melihatnya dia bingung, dalam gambar setelah memproses dengan algaritma. Tetapi akhirnya sadar bahwa guratan itu ialah struktur berbeda dari yang ditemukan sebelumnya. Pihaknya melihat bahwa ini struktur musiman dan bisa tumbuh hingga 200 meter dalam 2 bulan.
Konfirmasi struktur guratan yang tampak gelap dengan Compact Reconaissance Imaging Spectrometer for Mars (CRISM) memang tak menunjukkan tanda keberadaan aliran air secara langsung. Tapi, ini tak menutup kemungkinan adanya aliran air yang cepat kering atau hanya dalam jumlah sedikit di bagian sub permukaan.
Penampakan guratan yang gelap dan kemampuannya berubah menjadi terang. Guratan tampak gelap bukan karena aliran air yang basah. Aliran air asin bisa menyusun kembali butiran-butiran atau mengubah kekasaran permukaan sehingga tampak gelap. Bagaimana guratan tampak terang lagi saat temperatur turun, belum ada penjelasan. McEwen mengatakan, bahwa ini masih misteri saat ini. Tapi ini adalah misteri yang bisa dipecahkan dengan penelitian lebih lanjut dan untuk kehidupan saat ini, tempat itu merupakan lokasi yang paling memungkinkan.
Ini sebuah penemuan yang menarik yang memungkinkan dapat menjawab pertanyaan orang-orang di dunia ini tentang planet Mars dimasa mendatang.-
*(Sumber dari berbagai media)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H