Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja swasta dibidang teknik sipil, tinggal di daerah Depok, sangat suka menulis...apalagi kalau banyak waktunya, lahir di Jakarta (1960), suka sekali memberikan komentar, suka jalan-jalan....jalan kaki lho, naik gunung, berlayar....dan suka sekali belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sudan Selatan Negara Baru Sejak 9 Juli 2011

9 Juli 2011   18:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:48 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proklamasi kemerdekaan negara Sudan Selatan telah dilaksanakan oleh Ketua Parlemen Sudan Selatan, James Wani Igga, pada hari Sabtu 09 Juli 2011. Proklamasikan kemerdekaan negara yang baru muncul itu ditandai dengan kelahiran negara terbaru di dunia sekaligus memecah negara terbesar di Afrika jadi dua bagian.

James Wani Igga, membacakan teks proklamasi Sudan Selatan dihadapan puluhan Kepala Negara dan Utusan negara asing serta puluhan ribu warga Sudan Selatan : "Kami, para wakil yang dipilih secara demokratis oleh rakyat, berdasarkan keinginan rakyat Sudan Selatan, dan sebagaimana dikukuhkan oleh hasil referendum mengenai keinginan untuk menentukan nasib sendiri, dengan ini memproklamasikan Sudan Selatan sebagai negara merdeka dan berdaulat".

[caption id="attachment_121696" align="aligncenter" width="536" caption="Sudan Selatan Merdeka (sumber:fkimuikabogor.wordpress.com)"][/caption]

Warga negara Sudan Selatan menyambut dengan gembira atas terlaksananya proklamasi kemerdekaan itu. Bendera nasional Sudan Selatan kemudian dikibarkan, sementara orang yang hadir bertepuk tangan, menyanyi sambil berlinang air mata. Massa berteriak: "Kami takkan pernah menyerah", sementara sebagian orang-orang bersiul dan menghapus air mata.

Menurut James Wani Igga, pelaksanaan proklamasi kemerdekaan itu mengukuhkan ciri demokratis, multi-etnik dan banyak pengakuan negara baru tersebut, dan komitmennya untuk memiliki hubungan bersahabat dengan semua negara termasuk Republik Sudan. Ketua Parlemen tersebut juga mengatakan sebagai 'prioritas strategis', Sudan Selatan akan meminta pengakuan PBB, Uni Afrika, blok Afrika timur, IGAD, dan lembaga internasional lainnya.

Sementara itu pemimpin Sudan Selatan, Salva Kiir, menandatangani undang-undang dasar peralihan dan diambil sumpahnya sebagai presiden pertama negara yang baru lahir itu : "Saya ... dengan ini bersumpah kepada Tuhan bahwa sebagai presiden Republik Sudan Selatan saya akan setia dan jujur dan berjanji patuh kepada Republik Sudan Selatan". Kemudian Kiir bersumpah akan mewujudkan pembangunan dan kesejahteraan rakyat Sudan Selatan.

Hadir dalam acara tersebut, Presiden Sudan Utara Omar al-Bashir. Ia termasuk di antara tamu kehormatan dalam upacara tersebut, dan menyaksikan parade oleh ribuan anggota mantan tentara pemberontak yang gagal ia kalahkan dalam 15 tahun menjadi komandan pasukan Sudan Utara.-

*(Sumber dari berbagai media)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun