[caption id="attachment_121136" align="aligncenter" width="553" caption="Pak Kades bersama warganya"]
Lain lagi dengan rekan Helmi Bp, seorang penulis Kompasiana yang sering bergaul dengan siapa saja dan semuanya selalu dianggap sebagai sahabat, memberi pesan buat ‘Desa Rangkat’, Maju Terus Pantang Mundur. Dia yang selalu dipanggil ‘Babe’, selalu menghindar dalam polemik yang tidak produktif. Serta selalu ringan tangan membantu dengan sesama bila membutuhkannya. Dia telah sengaja hadir dalam pertemuan ini dan berangkat dari Jakarta (daerah tempat tinggalnya). Dan dialah yang membantu mempertemukan dengan kawan-kawan ‘Canting’, sebuah komunitas kompasianer di DI Yogyakarta.
Asih Suwarsih seorang cerpenis dari Makassar, sangat bersuka cita karena telah direstui oleh keluarganya untuk hadir dalam pertemuan ini. Saudaraku yang satu ini selalu dekat dengan penulis saat pertemuan, dia sering merasa haru dan seperti tidak percaya telah berada dalam kopdar ‘Desa Rangkat’. Air matanya hampir jatuh dengan rasa bahagia yang meluap-luap bersamaan kalimat yang terucap terpatah-patah, ‘pertemuan ini takkan terlupakan seumur hidup’.
Jingga Rangkat, penulis yang seksi dari Surabaya, orang yang pertama yang hadir dari luar kota DI Yogyakarta karena mendapatkan tiket yang tidak ada pilihan kecuali harus berangkat lebih awal dan pulang paling akhir. Namun dia tetap ‘muuuaaaaah’ karena hatinya yang bahagia dapat hadir pada pertemuan ini. Kekecewaannya hilang ditelan kegembiraan pada saat bertemu dengan warga pada tanggal 01 Juli 2011. Ada kesan yang tercetus dari saudaraku ini yaitu ; “Tak kenal maka tak sayang, kita semua sudah kenal walau hanya maya, rasa sayang itu juga sudah tumbuh dihati kita biarpun itu kecil, saat kita semua bisa benar-benar nyata saling sentuh baranya makin terasa. Kita semua saling sayang! Sungguh ini sangat indah!!”
[caption id="attachment_121137" align="aligncenter" width="553" caption="Bu Kades bersama warganya"]
Selsa Rengganis, atau lebih akrab dipanggil Bunda oleh warga ‘Desa Rangkat’ adalah Ibu RT yang sering buat puisi yang mengharukan. Menitikkan air mata saat hadir di pertemuan ini karena rasa haru dan bahagia yang tak tertahankan. Dia tidak menyangka sama sekali dapat bertemu dengan warga ‘Desa Rangkat’ secara nyata dan merasa telah menjadi bagian dari desa itu. Sehingga sangat menginspirasi seluruh warga bahwa alam maya kini telah berubah menjadi nyata. Dia berharap semoga pertemuan ini membawa berkah bagi seluruh warganya. Dan Bunda Selasa meluncur dari Temanggung bersama anaknya pada tanggal 01 Juli 2011 dengan mengendarai sepeda motornya. Sungguh sangat luar biasa!
Lia Nathalia dari Bekasi, menuju Yogyakarta bersama Mommy. Ia ke Bandung terlebih dahulu, kemudian dengan menggunakan kereta api mereka bersama meluncur ke Yogya. Sejak tiba di Yogyakarta (Hotel Pramesthi) wajahnya selalu berseri-seri. Dia telah merasakan keindahan disamping juga membuatnya melupakan rutinitas yang selalu melelahkan. Bahkan membuat energi baru, semangat buat menjalani aktifitas baru sehingga tidak merasakan kepenatan. Ia sangat suka sekali pertemuan ini. Semoga kiranya akan ada lagi kopdar yang lain di Desa Rangkat ini, agar kita dapat bertemu lagi. Maju terus pantang mundur!
[caption id="attachment_121162" align="aligncenter" width="553" caption="Saksi pertemuan"]
Bowo Bagus dari Klaten, sejak tiba di Yogyakarta pada tanggal 01 Juli 2011 selalu mengikuti pertemuan-pertemuan warga Desa Rangkat tanpa mengenal lelah. Menjemput para warga di terminal Giwangan hingga mengantar kepulangan para warga yang terakhir.
Halim Malik dari Gorontalo yang katanya sedang melanjutkan studinya di Yogya, juga selalu mengikuti pertemuan ini sejak awal hingga akhir dan berharap semoga kopdar terus berlanjut selamanya.
Devi Juniarsih, yang sedang studi di Yogya, merasa tidak menyesal hadir di kopdar Desa Rangkat. Ia juga selalu mengikuti pertemuan sejak awal hingga para warga bubar di Malioboro.