Mohon tunggu...
Edy Nugraha
Edy Nugraha Mohon Tunggu... -

Pengajar Bahasa Indonesia di salah satu sekolah di Jakarta | Menaruh minat besar pada bahasa, budaya, filsafat, dan pendidikan |.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sarana Edukasi dan Hiburan dalam Belajar Wayang di Jakarta

18 Juli 2014   20:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:57 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1405665877165308917

Indonesia patut bangga memiliki kebudayaan yang sangat kaya. Kebudayaan yang sangat kaya tersebut harus diketahui dan diapresiasi oleh masyarakatnya sendiri. Salah satu tempat yang merekam dan mendokumentasikan kebudayaan adalah museum. Museum adalah tempat yang tidak hanya menghibur, tetapi memberikan edukasi kepada masyarakat.

Belakangan ini, beberapa kebudayaan Indonesia telah diakui dunia, di antaranya adalah batik, dan wayang. Beruntunglah terdapat museum wayang, sebagai sarana belajar tentang wayang. Museum wayang bertempat di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27 Jakarta Barat. Museum ini terletak di sebelah barat museum Fatahillah.


Foto: koleksi pribadi

Banyak informasi yang diberikan jika kita berkunjung ke museum wayang. Wayang memiliki arti bayang-bayang. Wayang berasal dari Indonesia memiliki persebaran ke beberapa daerah. Akibatnya, bentuk atau gaya wayang pun berbeda. Beberapa daerah yang terdapat wayang antara lain Surakarta, Jogjakarta, Banjar, Batak, Bali, Madura, Sasak, Banyumas, dan Cirebon.

Persebaran wayang juga sampai ke luar negeri, antara lain Thailand, Vietnam, India, Cina, Korea,Jepang, Belanda, Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat. Secara bentuk, wayang terdiri dari beberapa dimensi. Ada yang berwujud satu dimensi, dua dimensi, dan tiga dimensi. Selain itu, kulit wayang bermacam-macam pula jenisnya. Ada kulit yang terbuat dari kulit kerbau, karton, besi, seng, rumput, kain, kayu (wayang klitik), dan ada yang diperankan oleh orang (wayang wong).

Cerita dalam pertunjukan wayangberdasarkan cerita Ramayana, Mahabarata, dan cerita-cerita panji seperti Panji Kuda Semirang. Namun, ada beberapa kisah lainnya seperti cerita peristiwa suatu agama dan cerita peperangan di Indonesia. Selain itu, ada beberapa karakter dalam cerita wayang, misalnya ksatria, raja, pendeta, raksasa, kera, dan patih. Warna wajah juga bisa menyiratkan penokohan tokoh wayang tersebut. Merah melambangkan tokoh pemarah, hitam melambangkan tokoh baik, sedangkan putih berarti tokoh yang tidak terlalu sakti.

Museum wayang, sebagai media pendidikan yang menghibur sudah cukup memberikan pengetahuan tentang wayang bagi masyarakat. Namun, alangkah lebih baiknya apabila informasi dan koleksi dibuat semenarik mungkin, sehingga pengunjung tidak hanya merasa seperti pameran. Partisipasi pengunjung akan membuat pengunjung lebih memberikan pengalaman baru, apalagi untuk yang baru mengenal wayang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun