Apalagi Gubernur BI Perry Warjiyo memprediksi berbagai kebijakan Pemerintah untuk menekan CAD tidak akan berpengaruh secara signifikan hingga akhir tahun ini. Artinya, segala kebijakan yang makin memberatkan rakyat itu tidak bisa berdampak segera. Padahal, Jokowi sangat membutuhkannya. Maklulm, dia perlu tambahan modal untuk meraup suara pada Pilpres 2019. Kalau defisit transaksi berjalan terus melebar, mimpi dua periode bisa jadi buyar.
So, dengan kemampuan yang jauh dari semestinya seperti itu, akankah Jokowi terus membanggakan menteri-menteri ekonomi neolibnya? Akhirnya, keputusan memang terpulang pada Presiden. Tapi, yang pasti, semakin menunda mengambil langkah bijak dan tepat, makin dalam penderitaan rakyat selaku pemilik sah negeri bernama Indonesia ini. [*]
Jakarta, 2 Oktober 2018
 Edy Mulyadi, Direktur Program Centre for Economic and Democracy Studies (CEDeS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H