Mohon tunggu...
edy mulyadi
edy mulyadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis, Media Trainer,Konsultan/Praktisi PR

masih jadi jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Marie Antoinette Si Madam Defisit, Sri Mulyani?

22 Juni 2017   11:20 Diperbarui: 22 Juni 2017   12:56 2801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Menurut ibu tiga anak ini, deisifit disebabkan penerimaan pajak diperkirakan bakal meleset sekitar Rp50 triliun. Pada saat yang sama, jumlah pengeluaran justru membengkak Rp10 triliun. Akibatnya, terjadi tambahan pembiayaan untuk menutup defisit fiskal hingga mencapai Rp37 triliun-Rp40 triliun.

Memperlebar defisit anggaran bukan pertama Ani lakukan. Tahun silam, dia juga menambah defisit APBN 2016. Lagi-lagi penyebabnya sama, penerimaan pajak mengalami shortfall mencapai Rp 219 triliun. Padahal, penerimaan itu sudah memperhitungkan target tambahan penerimaan dari kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) sebesar Rp 165 triliun.

Namun saat itu dia memilih memangkas anggaran belanja ketimbang memperlebar defisit. Akibatnya, jumlah anggaran yang kena pangkas mencapai Rp 133,8 triliun. Kendati sudah mengencangkan ikat pinggang, defisit anggaran tetap membengkak menjadi 2,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai rupiahnya sekitar Rp 313,7 triliun. Dan, ehm... jumlah ini lebih tinggi dibandingkan target defisit dalam APBNP 2016 sebesar 2,35% yang Rp 296,7 triliun.

Artinya, ada kebutuhan tambahan pembiayaan defisit sebesar Rp 17 triliun. Solusinya, seperti biasa, pemerintah menambah utang dengan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) untuk menambal tambahan defisit tadi.

Persamaan Marie dan Ani berikutnya, mungkin, pada masalah keberpihakan. Marie menolak reformasi sosial dan keuangan Necker yang hendak mengubah postur pajak dari mengistimewakan kaum bangsawan dan pendeta dan mencekik rakyat kecil.

Sementara Ani dikenal sebagai Menkeu yang kebijakannya sering menyenangkan pengusaha besar dengan berbagai program relaksasi perpajakan. Sebaliknya, untuk pengusaha kecil, dia sibuk menelisik apa saja dan apa lagi  yang bisa dipalak. Yang nyaris saja terjadi, adalah mengintip rekening di bank dengan saldo Rp200 juta. Setelah mendapat protes dari sana-sini, batas rekening yang dibidik naik menjadi Rp1 miliar.

Masih soal keberpihakan, Ani juga lebih suka memangkas anggaran (untuk menghindari membengkaknya defisit yang kelewatan). Sayangnya, pos anggaran yang dipotong justru yang terkait langsung dengan kehidupan rakyat. Di matanya, subsidi adalah perkara haram yang harus dimusnahkan. Maka segala macam subsidi pun dipangkas, kalau mungkin dicabut total. Akibatnya, harga gas, listrik, BBM, dan lainnya terus balapan terbang ke langit. Tidak peduli untuk itu rakyat makin termehek-mehek digencet kian beratnya beban hidup.

Skandal Kalung dan Bank Century

Persamaan lainnya, Marie disebut-sebut terlibat dalam skandal kalung berlian. Ani di pengadilan, disebut terlibat dalam skandal Bank Century yang merugikan negara Rp6,3 triliun. Dalam soal ini juga ada persamaan lain. Marie kabur ke luar negeri, meski akhirnya tertangkap. Ani 'kabur' ke Washington dan duduk di kursi terhormat, Managing Director World Bank. Marie menggunakan kekuatan asing Austria, Inggris, dan Rusia meski akhirnya digagalkan. Ani menggunakan kekuatan asing, World Bank dan lobi barat untuk menyelamatkannya dari skandal Bank Century. Dan, berhasil.

Persamaan berikutnya, Marie dituduh bersimpati kepada negara-negara asing, khususnya Austria. Ani terbukti lebih sering menyenangkan pihak asing. Caranya, berkali-kali mengobral obligasi negara dengan bunga supertinggi. Tentu saja asing pun bersoak-sorai sambil menyemburkan puji-pujian dan beragam gelar ini-itu kepadanya.

Dia juga rajin memangkas anggaran, yang berdampak pada tersedianya anggaran untuk membayar utang. Pemangkasan anggaran juga berakibat stagnannya harga asset-aset di dalam negeri sehingga memantik syahwat asing untuk memborong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun