Mohon tunggu...
edy mulyadi
edy mulyadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis, Media Trainer,Konsultan/Praktisi PR

masih jadi jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Dwelling Time, Beyond Expectation

19 Februari 2016   09:34 Diperbarui: 19 Februari 2016   22:12 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hari ini kunjungan kami, setelah berapa lama, ingin melihat kemajuan Tanjung Priok, terutama soal dwelling time. Seperti diketahui, sebelumnya dwelling time mencapai 7-8 hari.  Sekarang sudah jadi 3,5 hari. Nanti kalau keretanya jalan dan perbaikan National Single Windows juga jalan, kita harapan kurang dari dua hari," tutur Rizal Ramli kepada wartawan saat di Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (18/2).

Tentu saja Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid ini tidak sedang berilusi. Faktanya, hampir seluruh pelabuhan di dunia memang punya jalur kereta api langsung masuk ke dalam. Dengan adanya kereta api yang masuk langsung ke pelabuhan, kontainer yang telah diperiksa bisa langsung diangkut ke kereta sehingga efisien dan murah. Kelak, saat kereta api beroperasi penuh masuk pelabuhan, diyakini bakal mampu menekan kemacetan arus hingga sepertiga dari sekarang.

Eh iya, sekadar mengingatkan saja, bahwa yang dimaksud dengan dwelling time adalah waktu yang dibutuhkan untuk aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan. Makin besar angkanya, makin tidak efisien pelabuhan itu dikelola. Begitu pula sebaliknya.

Saat ini, pelabuhan di Singpura dikenal sebagai salah satu yang paling efisien. Tidak main-main, angkanya hanya 1-an hari saja. Itulah sebabnya Rizal Ramli pun berambisi mendongkrak efisiensi pelabuhan dengan memangkas dwelling time jadi kurang dari dua hari. Syukur-syukur bisa menyentuh 1,5 hari saja.

Hari ini, kerja keras Rizal Ramli dan timnya sudah membuahkan hasil cukup bagus. Dwelling time yang tadinya sekitar 6-7 hari, kini menjadi 3,5 hari. Diukur dari target yang diminta Jokowi yang 3-4 hari, angka yang ditorehkannya sudah bisa disebut memenuhi target.

Tapi bukan Rizal Ramli namanya kalau sudah puas dengan kerja pas banderol. Dia ingin memberikan lebih bagi Jokowi, terlebih lagi bagi bangsanya. Beyond expectation, begitu orang ‘sekolahan’ berkata. Jika obsesi dan kerja keras dia dan timnya menekan waktu bongkar muat di Tanjung Priok jadi 1,5 hari terwujud, maka dia telah berkontribusi besar bagi  peningkatan efisiensi di ranah pembangunan ekonomi nasional. Semoga... (*)

 

Jakarta, 18 Februari 2016

Edy Mulyadi

Direktur Program Centre for Economic and Democracy Studies (CEDeS) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun