Ketika memberi kuliah, saya biasakan menyisipkan pesan moral. Semacam pendidikan karakterlah. Sebagai contoh, jika mengirim pesan singkat pada Dosen, janganlah menggunakan bahasa alay. Lebay. Seperti, "aq" yang dibaca "akiu". Bukannya saya anti "pembaruan". Saya dukung dengan argumentasi dampak negatif penggunaan bahasa alay. Semisal, saya cerita, seorang mahasiswi mengalami sakit perut akut. Setelah diperiksa oleh tim Dokter, didapati serpihan tiang di perutnya. Diperoleh keterangan dari temannya, si mahasiswi melakukannya setelah menerima pesan singkat berbahasa alay dari cowoknya. "Tayang...jangan lupa makan tiang ya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H