Mohon tunggu...
Edy Gunarto
Edy Gunarto Mohon Tunggu... Relawan - atasan langsung

manusia nomaden di abad modern, menulis apa saja yang kira-kira tahu...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Astaga, 25 Kasus Pembunuhan ini Berlatar Nafsu Sejenis

22 Februari 2016   17:04 Diperbarui: 22 Februari 2016   18:11 6482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepada awak media, pelaku yang mengaku kenal korban melalui facebook pada Agustus 2015 silam itu sempat terlibat cekcok. Pemicunya, pelaku ogah saat korban meminta untuk ‘dilayani’. Maklum, korban dan pelaku adalah pasangan guy.

25. Pembunuhan dokter muda di Manado, Februari 2016

Kisah hubungan sejenis berujung maut di Desa Patokaan, Kecamatan Talawaan, Minut, Manado, sulawesi Utara, Minggu (14/2), berawal dari media sosial. Dokter muda, Dede Frangko Luhulima (24) berkenalan dengan RK alias Olan (24) melalui Facebook.

Kepada Radar Manado, di Mapolsek Dimembe, Minut, Olan mengaku mengenal korban melalui Facebook. Olan merupakan seorang pelayan di salah satu rumah makan di Desa Kolongan, Minut. Sejak itu, mereka akrab di udara.

Tidak lama, mereka bertemu. Sejak itu, menjalin hubungan tanpa status. Olan mengaku mereka bertemu Oktober 2015, lalu. Sering bertemu, Olan mengaku kerap berhubungan intim dengan korban. "Saya lupa berapa kali berhubungan intim. Sering," kata Olan.

Ya, 25 kasus pembunuhan dalam rentang waktu sekitar 25 bulan, alias rata-rata terjadi satu kasus pembunuhan di kalangan kaum gay setiap bulannya. (Silakan klik tautan di setiap judul kasus untuk membaca berita utuhnya). 

Kisah-kisah tersebut hanyalah merupakah gambaran kecil fenomena kehidupan hubungan sejenis di Indonesia, yang kebetulan terekspose karena muncul perkara pidana.  Latar belakang usia dan posisi sosial pun beragam. Dari secuil gambaran kasusnya, bahwa kebanyakan bermula dari cekcok karena menolak dilayani, kecewa, cemburu. Juga ada kasus pembunuhan yang diakibatkan oleh pelaku pembunuhan yang melawan karena hendak diperkosa seorang gay. Secara umum, peristiwa-peristiwa di atas terjadi secara spontan karena kondisi pelaku maupun korban yang tidak dapat mengendalikan emosi atau tidak bisa mengendalikan nafsu. Semua berpangkal pada masalah kejiwaan orang-orang yang terlibat.

Judul tulisan ini sengaja menggunakan frasa "nafsu sejenis" karena cinta dan asmara hanya ada pada hubungan pasangan yang normal : laki-laki-perempuan. Meskipun setiap hari terjadi jutaan pasangan lelaki-perempuan di Indonesia yang berhubungan badan, ribuan pasangan tidak jadi melakukan karena salah satunya menolak namun dapat kita bandingkan jumlah pembunuhan yang terjadi dengan motif kebutuhan seksual tidak terlayani, cemburu dan kecewa secara proporsi jauh lebih kecil dibandingkan dengan pembunuhan spontan dengan motif hubungan nafsu sejenis.

Pendapat ahli kedokteran dan ahli kejiwaan bahwa masalah nafsu pada sejenis adalah kelainan kejiwaan sesuai dengan gambaran kasus-kasus di atas. Sekurang-kurangnya 25 kasus pembunuhan dalam 2 tahun bukan angka yang sedikit. Sejarah pidana pembunuhan di Indonesia tentu juga tak lupa bahwa 3 kasus pembunuhan berantai dengan jumlah korban terbanyak dilakukan oleh pelaku yang memiliki orientasi seksual yang menyimpang, yaitu Ryan Jombang (gay), Robot Gedek dan Babe (pedofolia, sodomi).

Kondisi kejiwaan orang-orang yang masuk dalam lingkungan nafsu sejenis tentu jauh lebih baik dengan pasien rawat inap di Rumah Sakit jiwa. Peluang untuk dapat keluar dari perilaku tidak normal sangat terbuka selama ada keinginan untuk berubah, menjauh dari komunitas yang mengajak kembali pada perilaku tak wajar, serta dukungan orang-orang sekitar yang mengajak untuk kembali ke jalan yang benar.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun