Mohon tunggu...
Hardiyanti Kusuma Wardhani
Hardiyanti Kusuma Wardhani Mohon Tunggu... Lainnya - Operational Manager at Redy Jogja Camp | Creative Writer | Mandala Enthusiast

Saya percaya bahwa selalu ada sesuatu yang baru untuk ditemukan dan setiap pengalaman adalah kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hikmah dalam Tindakan Negatif

15 Agustus 2023   10:00 Diperbarui: 15 Agustus 2023   10:03 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali kita dihadapkan pada situasi di mana orang lain melakukan tindakan yang negatif terhadap kita. Namun, alih-alih merasa marah atau tersinggung, mungkin ada baiknya jika kita mencoba melihat dari perspektif yang berbeda. Salah satu pendekatan yang bisa kita ambil adalah dengan bersyukur atas apa yang kita miliki dan berusaha memahami mengapa orang lain berperilaku negatif.

Saat kita berbicara tentang bersyukur, itu bukan hanya tentang menghitung berkah yang kita nikmati dalam hidup. Bersyukur adalah tentang menerima segala hal yang ada dalam hidup dengan penuh penghargaan, termasuk tantangan dan hambatan yang datang dalam bentuk orang yang berbuat negatif pada kita. Sebagai manusia, kita cenderung membandingkan diri kita dengan orang lain, dan ini dapat menimbulkan perasaan kurang puas dengan apa yang kita miliki.

Namun, cobalah renungkan kembali bahwa setiap individu memiliki cerita hidup yang unik. Orang yang berperilaku negatif pada Anda mungkin mengalami ketidakbahagiaan dan tekanan yang kita tidak tahu. Mereka mungkin merasa terjebak dalam harapan dan tuntutan dari lingkungan sekitar mereka, yang dapat memicu perilaku negatif. Kita harus mampu melihat melampaui tindakan mereka dan mencoba memahami akar penyebab dari perilaku tersebut.

Ini juga bisa menjadi pelajaran tentang betapa beruntungnya kita memiliki kebebasan untuk memilih bagaimana kita merespons situasi. Ketika seseorang tampak "religius" namun memiliki perilaku yang tidak manusiawi, itu bisa mengajarkan kita pentingnya menjalani nilai-nilai sejati dari keyakinan agama, seperti kasih sayang, toleransi, dan pengampunan. Kita mungkin memiliki kebebasan untuk menjalani hidup dengan lebih bermakna dan memahami bahwa setiap tindakan negatif yang kita alami juga merupakan bagian dari perjalanan kita.

Bukanlah tugas kita untuk menghakimi atau memutuskan di mana tempat seseorang berada dalam skala spiritual atau moral. Alih-alih, kita dapat menggunakan pengalaman ini untuk mengasah kepribadian kita dan merenungkan tentang bagaimana kita ingin merespons tindakan negatif. Kita bisa menunjukkan rasa pengertian dan belas kasihan, tanpa mengabaikan perlunya menjaga batas-batas yang sehat.

Dalam menghadapi orang yang berperilaku negatif pada kita, bersyukur adalah kunci utama. Melalui perspektif ini, kita bisa lebih memahami bahwa setiap orang memiliki perjuangan masing-masing. Kita tidak tahu apa yang mungkin mereka alami di belakang tindakan mereka. Dengan memahami ini, kita bisa menghadapi situasi sulit dengan bijak, mengedepankan nilai-nilai yang sejati, dan tetap berterima kasih atas semua berkah yang kita miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Fasad Egoisme

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun