Mohon tunggu...
Hardiyanti Kusuma Wardhani
Hardiyanti Kusuma Wardhani Mohon Tunggu... Lainnya - Creative Writer | Mandala Enthusiast

Saya percaya bahwa selalu ada sesuatu yang baru untuk ditemukan dan setiap pengalaman adalah kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kadung Nyaman Karo Bojone Wong Liyo

8 Agustus 2023   14:00 Diperbarui: 8 Agustus 2023   14:07 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam berbagai situasi kehidupan, sering kali kita dihadapkan pada pilihan yang sulit antara kenyamanan pribadi dan etika. Ungkapan "Kadung Nyaman Karo Bojone Wong Liyo," yang mungkin terdengar seperti ungkapan ringan dalam bahasa Jawa, sebenarnya mengandung makna mendalam tentang tindakan yang mungkin terasa nyaman bagi kita, tetapi tidak tepat dari sudut pandang etika.

Mengapa ungkapan ini bisa begitu menggelitik namun penuh makna?

Dalam konteks harfiah, ungkapan ini dapat diterjemahkan sebagai "Lebih Nyaman dengan Pasangan Orang Lain." Artinya, orang yang mengatakan ini mengutamakan kenyamanan pribadi dan mungkin bersedia mengorbankan nilai-nilai etika atau integritas dalam hubungannya dengan pasangan, demi kenyamanan atau kesenangan sejenak dengan orang lain.

Ungkapan ini sebenarnya menggambarkan konflik internal yang banyak orang alami. Terkadang, kita mungkin merasa tergoda untuk melakukan tindakan yang melanggar nilai-nilai etika hanya demi kenyamanan atau kesenangan pribadi. Contohnya, dalam konteks kerja, seseorang mungkin merasa nyaman dengan mengambil kredit atas ide yang sebenarnya berasal dari rekan kerja lain, atau bahkan melakukan tindakan curang demi keuntungan pribadi.

Namun, memilih kenyamanan pribadi di atas etika memiliki konsekuensi jangka panjang yang bisa merugikan. Tindakan-tindakan semacam itu dapat merusak kepercayaan rekan kerja, menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat, dan menghambat pertumbuhan profesional secara keseluruhan.

Meskipun manusia pada dasarnya mencari kenyamanan dan kesenangan, penting untuk diingat bahwa kenyamanan yang didapatkan melalui tindakan yang tidak etis hanya bersifat sementara. Seiring berjalannya waktu, dampak negatif dari tindakan semacam itu akan terasa lebih kuat.

Sebagai individu yang bertanggung jawab, kita harus berusaha untuk menjaga keseimbangan antara kenyamanan pribadi dan etika. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Pahami Nilai-nilai Etika: Penting untuk memahami nilai-nilai etika yang kita anut dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam lingkungan kerja. Ini akan membantu kita membuat keputusan yang lebih tepat.

  2. Berempati dengan Lain: Cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang rekan kerja atau individu lain yang terlibat. Ini dapat membantu mengurangi dorongan untuk mengutamakan kenyamanan pribadi.

  3. Berbicara Terbuka: Jika kita merasa tertekan antara kenyamanan dan etika, penting untuk membicarakannya dengan pihak terkait. Berbicara terbuka bisa membantu mencari solusi yang lebih baik.

  4. Prioritaskan Hubungan: Jangan sampai tindakan yang merugikan etika merusak hubungan baik dengan rekan kerja atau pasangan. Hubungan yang berlandaskan kepercayaan dan integritas jauh lebih berharga daripada kenyamanan sementara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun