Dalam siang yang terang bercahaya,
Mati listrik tiba tanpa permisi,
Suasana berubah, hening pun menjelma,
Anehnya, kudapati kesenangan di dalamnya.
Terpisah dari kegaduhan dunia yang riuh,
Suara-suara elektronik yang membosankan,
Keheningan mengelilingi setiap sudut,
Menyambutku dengan ketenangan yang mendalam.
Panas matahari masih memancar terang,
Namun rumah ini terhanyut dalam kegelapan,
Cahaya alam merayap masuk perlahan,
Menyapa dengan lembut, merangkul keanggunan.
Tidak ada deru listrik yang menggema,
Hanya suara langit yang bersahut-sahutan,
Kuambil napas dalam, merasakan kesenyapan,
Seolah semua beban terlupakan.
Pikiranku melayang, menciptakan dunia baru,
Di antara bayangan dan khayalan yang membiru,
Mati listrik di siang hari memberikan keindahan,
Menghidupkan kreativitas, membangkitkan mimpi.
Malam menjelang, listrik belum kembali menyala,
Namun tak mengapa, hati tak berduka,
Karena dalam kegelapan ini, terlihat jelas,
Bahwa ada keindahan di setiap momen.
Mati listrik, kini aku menikmatinya,
Sebuah waktu untuk merenung dan berdiam,
Merajut impian dan membiarkan hati bersuara,
Di tengah sunyi yang memeluk dengan lembut.
Mungkin kelak cahaya akan kembali menyala,
Namun kenangan ini takkan pernah terlupa,
Ketenangan dalam mati listrik siang hari,
Tetap hadir, membawa kebahagiaan dalam hati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI