Mohon tunggu...
Edy Priyono
Edy Priyono Mohon Tunggu... profesional -

Pekerja peneliti, juga sebagai konsultan individual untuk berbagai lembaga. Senang menulis, suka membaca. Semua tulisan di blog ini mencerminkan pendapat pribadi, tidak mewakili institusi apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Pelajaran Hidup dari Johan Cruyff Sang Intelektual Sepakbola (2-Habis)

3 April 2016   16:52 Diperbarui: 3 April 2016   18:29 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Cruyff, istrinya (Danny) dan anaknya yang baru lahir (sumber: www.pinterest.com)"][/caption]Di tulisan sebelumnya sudah dipaparkan lima pelajaran penting yang bisa diperoleh dari kiprah Johan Cruyff di sekitar lapangan hijau. Masih banyak yang lain, berikut ini di antaranya.

6. Konsekuenlah dalam berdemokrasi

Umumnya, kapten tim sepakbola ditunjuk oleh pelatih. Cruyff adalah salah satu pendobrak mekanisme itu. Saat dia bermain untuk Ajax (periode I), dia memelopori pemilihan kapten secara 'demokratis', yaitu dipilih langsung oleh para pemain. Pelatih tidak ikut campur dan hanya menerima keputusan para pemain.

Sebagai protagonista utama di tim, tentu Johan Cruyff selalu terpilih sebagai kapten. Sebenarnya tidak benar-benar selalu, tepatnya: hampir selalu. Di tahun terakhirnya di Ajax periode I (1973), secara mengejutkan Cruyff kalah suara dengan Piet Keizer.

Tentu Cruyff kecewa, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa. Dia cuma bilang ke manajernya:"Hubungi Barcelona, saya mau pergi".

7. Patuhi rambu lalu lintas

Saat main di Washington Diplomats, suatu ketika bus yang ditumpangi para pemain (termasuk Cruyff) tersesat di jalan. Rupanya sopir bus salah jalan dan kesulitan menemukan kembali jalan yang benar menuju stadion tempat mereka akan bermain.

Cruyff, seperti biasa, lalu bangkit dari kursi dan menuju ke bagian depan bus di samping sang sopir. Dia lantas dengan sok tahu memberi petunjuk kepada sopir tentang arah menuju tempat tujuan mereka. Padahal Cruyff jelas cuma pendatang yang baru dalam hitungan bulan ada di kota itu.

Jaman itu belum ada GPS atau Google maps. Cruyff cuma mengandalkan ingatan, naluri dan petunjuk arah yang ada di rambu lalu lintas. Hasilnya? Bus sampai di tempat tujuan dengan selamat..

8. Tepati janji anda

Saat melatih Barcelona, Romario merupakan striker utamanya untuk dua musim terakhir. Cruyff sangat suka kemampuan Romario dalam menuntaskan serangan. Bahkan, Romario diberi keistimewaan oleh Cruyff untuk tidak perlu ikut bertahan saat timnya diserang lawan. Itu dilakukan karena Cruyff ingin tenaga dan kecepatan Romario dimaksimalkan saat timnya dalam fase menyerang.

Tentu saja Romario sangat senang, karena pada dasarnya dia memang malas ikut bertahan. "Pekerjaan saya adalah mencetak gol, yang lain hanya omong kosong saja," begitu sering dikatakannya.

Selain rajin mencetak gol, Romario juga rajin berpesta. Suatu ketika, Romario minta izin Cruyff untuk tidak ikut latihan dua hari. Alasannya? Mau pulang kampung ke Brasil menghadiri karnaval yang sangat kondang itu.

Sebenarnya Cruyff keberatan, tapi dia tidak mengatakannya secara langsung. Dia cuma bilang:"OK, tapi anda harus mencetak dua gol di pertandingan besok".

Besoknya, saat pertandingan baru berjalan 20 menit Romario sudah bikin dua gol. Dia lantas memberi isyarat pada Cruyff minta diganti karena pesawat yang akan membawanya ke Brasil akan berangkat dalam waktu satu jam.

Cruyff tak punya pilihan. Romario diganti dan lantas ngacir pulang kampung sebelum pertandingan usai.

9. Jika memang anda tahu, tak usah ragu tunjukkan pada orang lain bahwa anda tahu

Cruyff terkenal sebagai sosok yang tak pernah berhenti bicara, Yang dimaksud "bicara" dalam hal ini adalah 'menguliahi' orang lain, dan itu bukan hanya yang berkaitan dengan sepakbola. Tak mengherankan kalau beberapa kalangan mencap dirinya arogan.

Saat para pemain ngobrol ringan tentang di mana mesti membeli sofa (di Amsterdam), Cruyff tanpa ragu menunjukkan di mana tempat jual sofa yang murah dan kualitasnya bagus.

Saat beberapa rekannya kesulitan melempar koin ke dalam mesin minuman (yang bentuknya seperti kulkas itu, jaman itu merupakan barang baru), Cruyff tak segan memberi saran:"Lempar pelan, tapi mantap". Teman-temannya mengikuti saran itu, dan berhasil. Dan sebagainya, dan seterusnya.

Mantan pemain Timnas Belanda Wim Kieft punya pendapat menarik tentang Cruyff. Katanya:"Dia merasa selalu benar. Dan yang paling menyebalkan, dia memang selalu benar".

10. Jika diperlukan, jangan ragu tunjukkan otoritas anda

Johan Cruyff selalu menganggap bahwa ruang ganti pemain adalah wilayah kekuasaannya, dan dia sama sekali tak mau diusik orang lain, termasuk presiden klub sekalipun. Iya, banyak pelatih lain juga bilang begitu, tapi berapa banyak yang dengan tegas menerapkannya?

Saat pertama kai ditunjuk sebagai pelatih Barcelona (1988), dengan tegas dia berkata ke presiden klub:"Tuan presiden, jika anda perlu bicara dengan saya, biar saya yang datang ke ruangan Anda. Jadi Anda tak perlu repot-repot datang ke ruang ganti pemain saya". Kelihatannya sopan, tapi tegas.

11. Pers adalah pedang bermata dua

Cruyff terkenal dengan hubungan "benci-rindu"-nya dengan kalangan wartawan, terutama saat dia menjadi pelatih. Dia dan timnya tentu saja memerlukan publisitas melalui pers. Tapi dalam skala tertentu, dia merasa pers terlalu banyak ikut campur dalam urusannya, dan --tentu saja-- dia tidak suka.

Tapi dia juga tahu, tak bisa sepenuhnya menghindar dari wartawan. Untuk saat ini, model pelatih yang seperti itu adalah Pep Guardiola, yang --entah kebetuhan atau tidak-- merupakan salah satu murid terbaiknya. Guardiola terkenal hanya mau diwawancarai secara beramai-ramai dan sangat amat jarang mau diwawancarai secara one-on-one.

Cruyff juga begitu, plus satu tambahan lagi. Kalau sudah tak bisa menghindar dari kejaran pers, maka dia akan menjawab pertanyaan secara tidak jelas. Wartawan yang kebingungan tentu minta penjelasan. Apa jawab Cruyff? "Kalau saya memang ingin anda tahu, sejak tadi saya sudah menjelaskannya secara lebih baik"..

12. Hindari rokok

Saat masih bermain, Johan Cruyff terkenal sebagai "cerobong asap" yang tak pernah berhenti mengepulkan asap rokok dari bibirnya. Rata-rata dua bungkus rokok dihabiskannya setiap hari. Ya, setiap hari, termasuk di hari pertandingan. Saat turun minum, tak jarang Cruyff menyempatkan diri untuk merokok.

Saya bahkan sempat bertanya-tanya, jangan-jangan dia yang menginspirasi pemain kita macam (alm) Ronny Pattinasarani yang juga perokok kelas berat.

Cruyff baru insyaf setelah kena serangan jantung saat menjadi pelatih Barcelona. Sejak itu dia berhenti merokok dan menggantinya dengan permen lolipop (Chuppa Chups) sebagai pengusir ketegangan di pinggir lapangan.

Meski sudah berhentik merokok, dampaknya tak bisa lantas hilang begitu saja. Dari sisi ini, saya tak kaget saat tahu bahwa Cruyff meninggal karena penyakit yang erat kaitannya dengan rokok, yaitu kanker paru-paru.

R.I.P Johan!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun