Mohon tunggu...
Edy Priyono
Edy Priyono Mohon Tunggu... profesional -

Pekerja peneliti, juga sebagai konsultan individual untuk berbagai lembaga. Senang menulis, suka membaca. Semua tulisan di blog ini mencerminkan pendapat pribadi, tidak mewakili institusi apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pelajaran Hidup dari Kasus Pemecatan Rafael Benitez (Bagian 1)

6 Januari 2016   11:27 Diperbarui: 6 Januari 2016   16:10 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benitez pelatih jelek? Jelas tidak! Semua orang tahu, betapa sulitnya merobohkan dominasi duo Madrid dan Barcelona di Liga Spanyol. Jadi, kalau ada pelatih yang mampu membawa klub di luar dua klub itu sebagai juara La Liga, dia pasti pelatih bagus. Dan Rafael Benitez masuk kategori itu. Kiprahnya bersama Valencia merupakan bukti nyata.

Tapi setelah itu, Benitez sebenarnya tidak bisa benar-benar dibilang sukses. Bukankah Liverpool yang dipegangnya jadi juara Liga Champions 2005? Bukankah Liverpool-nya Benitez juga juara Piala FA 2006? Semua benar. Tapi lihat proses kemenangan mereka di partai final. Siapa yang berani menyangkal bahwa AC Milan "sangat sial" saat kalah di final Liga Champions 2005 itu (artinya Liverpool "sangat beruntung")? Siapa juga yang berani menyangkal bahwa Steven Gerrad-lah --bukan tim secara keseluruhan-- yang 'menyelamatkan' Liverpool dari kekalahan melawan West Ham di final Piala FA 2006? Kalau masih tidak percaya, sebaiknya anda cek rekamam pertandingan di Youtube.

Setelah itu Benitez menjadi pelatih di Inter Milan, dan sama sekali tidak sukses. Habis itu dia ke Napoli, tidak bisa dibilang gagal, tapi juga tidak bisa dibilang sukses.

Dengan kata lain, Benitez sebenarnya memang bukan pelatih yang bagus-bagus amat. Andai dia menyadari hal itu, dan kemudian sedikit lebih rendah hati saat dipercaya sebagai pelatih Madrid, ceritanya mungkin akan berbeda.

5. Jangan pernah meremehkan orang yang menggaji anda

Saat rumor pemecatannya beredar, Benitez dengan percaya diri menyatakan bahwa dia tenang, karena mendapat dukungan dari pemain dan petinggi klub. Presiden klub pun kemudian mengeluarkan pernyataan senada, mendukung sang pelatih.

Lalu, kalau memang presiden klub mendukung, mengapa tak lama kemudian dia memecat Benitez? Jawabannya sederhana: Karena memang dia punya kewenangan untuk melakukannya.

Hal yang sama pernah terjadi pada Carlo Ancelotti. Saat Florentino Perez mengumumkan pemecatan Ancelotti, ada wartawan bertanya:"Apa kesalahan Ancelotti?". Perez menjawab singkat:"Tidak tahu".

Jadi, jangan pernah meremehkan orang yang menggaji anda, karena dia bisa memecat anda kapan saja, dengan atau tanpa alasan yang benar-benar masuk akal.

(TO BE CONTINUED)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun