Oleh karena itu, ada baiknya status bencana yang untuk konsumsi masyarakat disederhanakan atau diperjelas. Bagi masyarakat, yang penting adalah apa yang mesti mereka lakukan. Sebagai ilustrasi, di Hong Kong, yang terkenal sebagai daerah rawan badai, ada petunjuk bunyi sirine yang menandakan badai datang dan tingkat bahayanya. Bunyi tertentu menandakan orang tidak boleh keluar rumah, bunyi tertentu menandakan orang masih bisa beraktivitas tapi dengan kewaspadaan penuh, dsb.
Kalau hal seperti itu bisa diterapkan untuk bencana gunung berapi di Indonesia, saya yakin akan besar manfaatnya. Di banyak daerah perdesaan di Indonesia punya "kentongan" yang dulu sering digunakan sebagai media komunikasi yang efektif. Tidak ada salahnya pemerintah mengkombinasikan alat-alat modern dengan alat tradisional seperti itu, yang penting efektif untuk membuat masyarakat mengerti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H