[caption id="attachment_345268" align="aligncenter" width="300" caption="Fariz RM, untuk kedua kali terjerat kasus narkoba (sumber: www.kompas.com)"][/caption]
Berita tentang ditangkapnya (lagi) Fariz RM akibat mengkonsumsi dan menyimpan narkoba mungkin tidak mengejutkan, tapi cukup menarik perhatian saya. Salah satunya adalah karena Fariz punya tempat tersendiri di sisi musikal dalam diri saya.
Pandangan saya terhadap Fariz RM kurang lebih sama dengan sikap saya ke Ahmad Dhani. Saya suka dengan produk/musik-nya, tapi tidak suka kehidupan pribadinya. Sebagai ilustrasi, saya ingat betul lagu pertama yang saya mainkan waktu nge-band bareng teman-teman SMA (jadul banget), yaitu "Kurnia dan Pesona"-nya Fariz (Cat: kompasianer yang penasaran dengan lagu itu sila simak di Youtube, dijamin enak banget!).
Kesukaan saya terhadap (musik) Fariz juga yang membuat saya juga ingat betul bahwa dalam majalah musik Rolling Stone Indonesia edisi September 2013 Fariz pernah diwawancarai oleh Eka Annash (vokalis The Brandals) dalam rubrik Crossover.
Di situ pula saya mendapat informasi tangan pertama tentang sejarah panjang keterlibatan Fariz dengan narkoba (dan miras). Sebelumnya bukannya saya tidak tahu, tapi cuma dari selentingan, kabar angin atau bisik-bisik.
Berikut ini saya kutipkan beberapa pernyataan Fariz dalam wawancara tersebut, khusus yang terkait dengan narkoba. Sengaja saya sajikan dalam bentuk kutipan langsung agar pembaca dapat menilainya tanpa terlalu dicemari oleh interpretasi saya. Yang saya beri tanda "pen." berarti itu kata-kata dari saya untuk memperjelas konteks pembicaraan. Mari simak..
1. (Menjawab pertanyaan Eka tentang kasus narkoba yang menjeratnya tahun 2007), Fariz: Di situ gue adalah satu-satunya selebritis yang tidak terbukti dan akhirnya dibebaskan. Ada yang bilang "Dasar penjahat lo". Yee, bukannya penjahat, dia aja yang telat. Zaman gue pakai dulu gila-gilaan nggak ada apa-apa..
2. (Melanjutkan ceritanya tentang kasus itu) Fariz: Gue lihat saja ternyata ada teman-teman gue (di rutan, pen.). "Eh, elo di sini, Max? Pantas dulu putaw gue putus"..
3. (Masih tentang kasus yang sama) Fariz: Istri gue lebih gila lagi. Begitu dia minta lihat barang bukti, dia bilang, "Yah, lintingan (ganja, pen.) suami saya sih nggak seperti ini"..
4. (Tentang hubungannya dengan anak) Fariz: Sudah lama gue nggak ke Belanda. Gue tanya ke mereka, "Vens (panggilan anaknya, pen.), ganja di sini bebas ya? Dia jawab "Iya, ayah mau? Ayo kita ke kafe". Kemudian dia bilang, "Ini aku beliin 'super haze' namanya"... Sekarang mana apa babe minta tolong sama anaknya beli ganja..
5. (Menjawab pertanyaan tentang musisi harus minum atau ngegele dulu sebelum bermain) Fariz: Gue pemakai narkotik berat. Gue dulu terjebak heroin mungkin ada 15 tahun. Kokain juga. Tapi gue punya cara berfikir yang terbalik. Gue mencoba segalanya. Salah satunya gue mencobanya dengan Yakob dari Kembar Group. Gue ingin tahu apakah orang mabuk bisa bikin musik lebih bagus?... Dan begitu kami dengar, ya hancur. Jadi artinya tidak! Ketika cari inspirasi, bolehlah. Tapi ketika kerja, tak ada yang lebih sempurna dari memakai otak yang segar..
Apa kesimpulan kita? Saya serahkan pada rekan-rekan pembaca (Kompasianer) saja.
Saya sendiri, seperti yang saya sampaikan sebelumnya, tetap 'konsisten' untuk menyukai musik karya Fariz RM tanpa harus setuju dengan gaya hidupnya. Dan saya selalu berdoa semoga kita semua terhindar dari barang-barang yang tidak 'halal dan thoyib', apalagi narkoba.
Semoga bermanfaat..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H