Aksi Nyata_3.1.a.10
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
Oleh :
EDY AZHARI, S.Pd.I
CGP_4 Kabupaten Aceh Selatan SMP Negeri 3 Tapaktuan
Latar Belakang Dan Peristiwa Yang Dihadapi
Pembelajaran di kelas tidaklah semudah yang kita bayangkan, seringkali terdapat hambatan dan permasalahan yang terjadi. Permasalahan itu terkadang muncul bisa saja akibat kurangnya pemahaman guru tentang pengelolaan kelas tetapi sering ditimbulkan oleh respon peserta didik terhadap sikap guru secara personal.
Pernah terjadi sebuah peristiwa di tempat saya mengajar, pada hari Senin yang kebetulan saya tugas sebagai guru piket, terjadi permasalahan dimana sebagian besar siswa kelas VIII dikeluarkan oleh guru yang sedang mengajar di dalam kelas, dengan alasan tidak mengerjakan tugas rumah yang diberikan seminggu sebelumnya. Berdasarkan informasi dari guru tersebut, ini bukanlah kali pertama siswa-siswa tersebut melakukan pelangaran, ada beberapa kali tugas yang diberikan tidak dikerjakan disamping ada beberapa siswa yang tidak serius dalam proses pembelajaran bahkan cenderung menggangu teman sekelasnya.
Beberapa fakta yang berhasil dikumpulkan melalui langkah-langkah diantaranya obervasi langsung, wawancara dengan murid dan menggali informasi dari guru mata pelajaran tersebut yaitu :
1. Sebagian murid tidak mengerjakan tugas yang sudah diberikan oleh guru mata pelajaran.
Tugas yang diberikan belum sepenuhnya dimengerti oleh semua murid dan terkadang bentuk produk yang ditugaskan tidak semuanya sesuai dengan minat dan kemauan murid.
2. Guru mata pelajaran tersebut merupakan guru yang kurang disenangi oleh para murid secara personal.
3. Hanya beberapa orang murid saja yang bermasalah dan mempengaruhi temen sekelasnya untuk ikut terlibat melakukan aksi tersebut.
Saya melibatkan guru BK untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan asumsi sebagai partner diskusi dan yang akan merefleksikan kembali keputusan yang saya ambil. Berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di atas, saya memutuskan bahwa permasalahan tersebut merupakan dilema etika. Paradigma yang saya gunakan adalah Rasa Keadilan lawan Rasa Kasihan (Justice vs Mercy) kemudian prinsip resolusi saya menggunakan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care -- Based Thingking). Setelah itu saya mengunakan 9 langkah pengujian keputusan, maka dapat diambil keputusan sebagai berikut : " Perlu adanya restitusi terhadap murid yang bermasalah. Saya akan diskusi dan praktik coaching terhadap guru mata pelajaran tersebut, sebagai penguatan tentang kedispilinan dan karakter murid dilakukan pemanggilan orang tua / wali murid untuk menjalin komunikasi dan keselarasan pembinaan terhadap murid."