Hai ketemu lagi dengan saya, kali ini yang akan saya sampaikan mengenai bonggol jagung. Bagi yang tinggal di desa pasti sering melihat tanaman jagung mulai dari penanaman hingga panen, nahh biasanya kalau jagung selesai dipanen dan kemudian digiling untuk memisahkan biji dengan bonggol, dan biasanya bonggol dibuang begitu saja atau mungkin dibakar.Â
Teman- teman tau nggak kalau ternyata bonggol jagung itu bisa dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak dan lainnya. Tetapi yang ingin saya bagi untuk teman-teman yaitu bagaimana bisa sih bonggol jagung jadi pakan ternak??? Untuk itu mari simak sebentar yaa!
Upaya meningkatkan kualitas bonggol jagung sebagai pakan ternak bisa dilakukan dengan memberikan perlakuan fisik (pencacahan), kimiawi (amoniasi), biologi (fermentasi menggunakan stater mikroba selulotik) atau gabungan perlakuan tersebut. Salah satu fungsi kimiawi (amoniasi) adalah memutuskan ikatan lignoselulosa dan hemiselulosa serta menyediakan sumber nitrogen untuk mikroba. Sedangkan fungsi fermentasi adalah dapat menurunkan serat kasar, meningkatkan kecernaan, sekaligus meningkatkan kadar protein kasar.
Untuk mengolah bonggol jagung maka harus melewati fermentasi untuk menurunkan kadar serat kasar dan meningkatkan kecernaan dan kadar protein kasar. Bonggol digiling atau dihaluskan secara manual. Bonggol yang digiling kemudian difermentasi secara aerob dengan menggunakan larutan stater (mikroba sellulolitik), dan proses fermentasi ini berlangsung 3 hari dan selanjutnya tongkol jagung fermentasi dapat diberikan kepada ternak.
Selain cara diatas ada cara lain yaitu dilansir dari halaman Kementrian Pertanian, untuk membuat pakan ternak dari bonggol ada 4 cara yang dilakukan:
1. Timbang bonggol sesuai kebutuhan pakan ternak, kemudian digiling. Larutkan urea kedalam air dengan jumlah air yang sebanding dengan berat bonggol jagung, untuk mendapatkan bahan kering campuran lebih kurang 60%.
2. Larutan yang tadi dicampur dengan bonggol yang sudah digiling. Setelah itu masukan bonggol kedalam plastik hitam dan diikat dalam keadaan kedap udara selama 21 hari.
3. Setelah 21 hari, bonggol yang dibungkus dibuka dan dianginkan dahulu selama satu malam untuk menguapkan sisa amoniak yang tidak terserap dalam bonggol jagung. Setelah itu bonggol siap digunakan.
4. Untuk pemberian bonggol jagung dicampur dengan konsentrat dengan perbandingan 1:1 untuk diberikan kepada sapi atau kambing.
 Selamat mencoba teman-teman semoga bermanfaat dan bisa memanfaatkan bonggol hasil panen jagung agar tidak dibuang secara sia-sia. Samapi ketemu lagi daaaaa...Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H