Tikus Riau II: Selamat malam pak presiden. Nama saya Tikus Riau II. Langsung saja pak presiden. Pada bulan lalu, saya sedang berjalan disebuah kantor pemerintahan di Riau. Tapi tiba2 saya dihadang oleh Kucing. Saat itu Kucing menakuti saya. Dia bilang saya sudah ditetapkan sebagai tersangka untuk kasus perambahan hutan selokan dikantor itu. Karena saya tidak tahu persoalanya, saya anggap lalu saja. Namun beberapa hari berikutnya kucing itu mengirimkan surat penahanan saya. Yang anehnya dalam surat itu saya harus menemuinya disalah satu gang dikantor dia.
Presiden: Lalu apa kata kucing itu?
Tikus Riau II: Saya datang dan dalam pertemuan itu, Kucing meminta saya untuk menyerahkan beberapa daging. Kalau daging itu tak diberikan, si Kucing mengancam akan memakan saya. Sungguh pak presiden saya tidak ada melakukan apa yang dituduhkan.
Presiden: Kalau saudara tidak ada melakukan mengapa anda takut?
Tikus Riau II: Duh pak presiden, di Riau kondisinya terbalik. Kalau yang melakukan kejahatan, misalnya menggigit kayu pembangunan jembatan, gedung, pembukaan lahan, mereka2 tidak takut meskipun kucing mengancam. Cukup dikasi daging persoalan selesai. Nah saya, mau daging yang mana diserahkan ke kucing. Ga mungkin donk daging saya sendiri. Please deh pak presiden!
Presiden: Oh...(dengan tersenyum sungging) lalu berkata..okelah kalau begitu...
bersambung..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H