Mohon tunggu...
Edwir Rahman
Edwir Rahman Mohon Tunggu... -

Di depanku hitam. Dibelakang juga hitam. Disamping hitam mendominasi. Di atas juga hitam. Aku juga hitam. Aku berada dialam hitam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Tikus Ikut Jamuan Makan Presiden

17 Agustus 2011   16:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:41 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tikus Riau II: Selamat malam pak presiden. Nama saya Tikus Riau II. Langsung saja pak presiden. Pada bulan lalu, saya sedang berjalan disebuah kantor pemerintahan di Riau. Tapi tiba2 saya dihadang oleh Kucing. Saat itu Kucing menakuti saya. Dia bilang saya sudah ditetapkan sebagai tersangka untuk kasus perambahan hutan selokan dikantor itu. Karena saya tidak tahu persoalanya, saya anggap lalu saja. Namun beberapa hari berikutnya kucing itu mengirimkan surat penahanan saya. Yang anehnya dalam surat itu saya harus menemuinya disalah satu gang dikantor dia.

Presiden: Lalu apa kata kucing itu?

Tikus Riau II: Saya datang dan dalam pertemuan itu, Kucing meminta saya untuk menyerahkan beberapa daging. Kalau daging itu tak diberikan, si Kucing mengancam akan memakan saya. Sungguh pak presiden saya tidak ada melakukan apa yang dituduhkan.

Presiden: Kalau saudara tidak ada melakukan mengapa anda takut?

Tikus Riau II: Duh pak presiden, di Riau kondisinya terbalik. Kalau yang melakukan kejahatan, misalnya menggigit kayu pembangunan jembatan, gedung, pembukaan lahan, mereka2 tidak takut meskipun kucing mengancam. Cukup dikasi daging persoalan selesai. Nah saya, mau daging yang mana diserahkan ke kucing. Ga mungkin donk daging saya sendiri. Please deh pak presiden!

Presiden: Oh...(dengan tersenyum sungging) lalu berkata..okelah kalau begitu...

bersambung..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun