Mohon tunggu...
Edwin Gusani
Edwin Gusani Mohon Tunggu... Freelancer - Hamba, Pengelana, Football Enthusiast

"Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di tangan pencuri," - Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Belajar Meresapi Setiap Langkah Kehidupan dengan Mindfulness, Apa itu Mindfulness?

11 Januari 2024   15:22 Diperbarui: 11 Januari 2024   15:25 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar mindfulness tatkala menyusun karton bekas menjadi sebuah rumah pada saat museum date, dokpri

Berbicara mengenai mindfulness, secara etimologis merupakan terjemahan  dari kata sati atau dalam Bahasa Sansekerta: smriti, yang berarti mengingat atau menyadari.

Lebih lanjut mindfulness disini merupakan salah satu konsep ataupun ajaran dalam tradisi Buddhisme.

Telah lama, sejak tahun 1970-an, kajian psikologi klinis dan psikiatri telah mengembangkan sejumlah terapi berbasis mindfulness ini.

Hal itu tentunya dalam rangka untuk membantu orang-orang mengalami berbagai problem psikologis dalam kehidupan.

Program-program yang didasarkan kepada mindfulness ini selanjutnya banyak diadopsi di berbagai tempat.

Misalnya saja seperti di sekolah-sekolah, penjara, rumah sakit dan lain sebagainya.

Secara sederhana, mindfulness disini membentuk kita menjadi seorang yang sepenuh pikiran dan sepenuh kesadaran.

Pada akhirnya istilah mindfulness sendiri menjadi populer dengan makna yang lebih umum hari-hari ini.

Mindfulness yaitu sebagai cara untuk memusatkan perhatian terhadap apa yang sedang terjadi dengan sadar tanpa adanya penilaian

Mindfulness tentu dipahami sbg momen kesadaran saat kita menghadirkan kesadaran penuh untuk apa pun yang sedang kita lakukan.

Sebut saja tatkala kita sedang melakukan aktivitas makan, kita menikmati semua aspeknya didalamnya, seperti rasa makanannya, tekstur makanannya, dan lain sebagainya.

Mindfulness bisa menjadi Mode of Being atau dalam artian bagaimana kita menjalani hidup secara serius atau sebagai jalan hidup.

Lantas, apa saja langkahnya menjadikan mindfulness ini sebagai jalan hidup?

Pertama, Sifat. Yakni satu sifat yang sudah tertanam dalam diri. Ketika seseorang mudah terbiasa masuk dalam kondisi mindful.

Yakni orang yang bisa menikmati hidup/gaya hidup yang ia jalankan dengan penuh pertimbangan, kesadaran, dan pemikiran.

Orang yang punya karakter eling lan waspodo, dengan kata lain kesadaran vertikal kepada Sang Maha Pencipta.

Tidak ketinggalan juga sikap horizontal kepada sesama manusia yang baik dalam kebaikan.

Kedua, Situasi. Yakni satu kondisi ketika seseorang mengalami situasi present-moment awareness (Kesadaran saat ini)

Hal itu tertanam dalam pikiran kita, perasaan kita, fokus kita disitu saat itu juga yang dipicu hal-hal tertentu.

Sebut saja seperti haknya menang dalam pertandingan sepakbola, kelulusan, dan lain sebagainya.

Ketiga, Praktek. Yups, Praktek/Latihan disini dalam rangka mengembangkan perilaku mindfull itu sendiri.

Misalnya saja dengan cara meditasi. Karena akan lebih mengena dan berkesan apabila segala sesuatu itu dipraktikkan. Wallahu A'lam Bishawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun