Terdapat keberkahan yang mengalir hingga sekarang yang dirasakan, dan bisa jadi pada saat itu merupakan titik balik kenapa bisa sampai pada saat ini.
Ungkapan hadist Nabi Muhammad saw yang Abah Iding sampaikan tersebut baru ditemukan secara tidak sengaja tatkala belajar mengenai Kitab Adabul Alim Wal Muta'allim Karya Kiai Hasyim Asy’ari pada bangku kuliah.
Kitab Adab Al-‘Alim wal Muta’allim ini merupakan kitab rujukan yang sangat pas bagi seorang penuntut ilmu yang didalamnya terdapat etika orang berilmu dan pencari ilmu.
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ (رواه بيهقى)
"Nabi SAW bersabda, Jadilah engkau orang berilmu, atau Orang yang menuntut ilmu, atau Orang yang mau mendengarkan ilmu, atau Orang yang menyukai ilmu. dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka” (HR. Baihaqi)
Dalam hadist Rasulullah saw yang diriwayatkan dari Baihaqi ini, kita dapat mengambil pelajaran yang bisa kita renungi dan terapkan dalam kehidupan.
Pertama, jadilah kita orang yang berilmu, tentu alangkah lebih baik dalam hal apapun sehingga bisa menjadi bekal terbaik kita dalam setiap langkah kehidupan.
Teringat kata Pak Faiz yang merupakan pengampu Ngaji Filsafat Masjid Jenderal Soedirman Yogyakarta, bahwa dengan kita belajar banyak ilmu ibaratnya kita mempunyai bakas perkakas dalam kehidupan.
Dalam falsafah ini, ketika kita membeli suatu perkakas tidak akan mungkin kita menggunakannya secara bersamaan dalam suatu waktu.
Akan tetapi kita akan bisa menggunakan gergaji ketika akan memotong, cangkul untuk mencangkul dan lain sebagainya. Hal tersebut pun berlaku bagi ilmu pengetahuan.
Kedua, jadilah kita orang yang selalu menuntut ilmu, dalam kata lain jangan berhenti dan lelah untuk belajar menuntut ilmu, terlebih-lebih ilmu agama.