Mohon tunggu...
Edwin Gusani
Edwin Gusani Mohon Tunggu... Freelancer - Hamba, Pengelana, Football Enthusiast

"Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di tangan pencuri," - Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Memaknai Kemerdekaan, Asal-usul Kata

17 Agustus 2023   21:54 Diperbarui: 17 Agustus 2023   22:09 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah kemerdekaan sejatinya sangat familiar bagi sebagian dari kita. Akan tetapi, tidak banyak dari kita yang menyelami kedalaman makna dari kemerdekaan itu sendiri dan menginterpretasikannya dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan masyarakat.

Beberapa sumber yang ada menyebutkan bahwa kata 'merdeka' berasal dari bahasa Sanskerta yakni 'mahardhika, maharddika, atau mahardika'.

Apabila kita membedahnya, maka kata 'mahardhika' disini memiliki banyak arti yang antara lain terhormat, bijaksana, dan berbudi luhur.

Kata 'mahardhika' ini diserap ke bahasa Jawa Kuna dengan arti, kemakmuran, kekuasaan, kesempurnaan besar, berkualitas istimewa, luar biasa, khas, unggul, sempurna, bijaksana, orang bijaksana, atau orang suci.

Selanjutnya, kata 'mahardika' banyak muncul di kitab-kitab kesusastraan Jawa, seperti Sutasoma, Ramayana, Negarakertagama, bahkan kidung Harsyawijaya.

Kata ini yang kemudian diserap menjadi kata 'merdeka'. Sementara itu, kata imbuhan 'kamahardhikan' atau 'kemerdekaan.

Kata 'merdeka' apabila dilihat berdasarkan KBBI, kata 'merdeka' tersebut memiliki tiga arti yang bisa kita pahami sebagai berikut;

Pertama, merdeka adalah bebas dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya. Perhambaan dari hal-hal yang mengikat kepada diri sangatlah tidak mengenakan jiwa.

Karena dalam hidup, takkan ada penghambaan lain selain hanya kepada Sang Pencipta kita. Yups, hanya kepada Allah SWT penghambaan yang abadi.

Kedua, merdeka berarti tidak terkena atau lepas dari tuntutan. Dewasa ini, banyak orang yang masih saja enggan terlepas dari segala tuntutan yang memberatkan dirinya.

Bukan tanpa alasan, akan tetapi alasan duniawi kadang menjadi fokus banyak dari orang yang masih terkena dan tidak bisa lepas dari tuntutan tersebut.

Ketiga, merdeka memiliki arti tidak terikat, tidak bergantung kepada orang. Tentunya, menjadi manusia yang seutuhnya merdeka dari ketergantungan terhadap orang lain membutuhkan kesabaran.

Karena sunnatullah-nya kita sebagai makhluk sosial. Maka akan tetap sedikit besarnya membutuhkan kehadiran orang lain. Akan tetapi, untuk segala hal terlalu mengikat dan bergantung berlebihan sangat tidak dianjurkan.

Semoga pada setiap momen 17 Agustus, kita dapat terus berproses dan berprogres untuk terus belajar dan mengaplikasikan arti kemerdekaan yang sesungguhnya dalam hidup tentu dalam koridor yang telah Allah SWT gariskan. Wallahu a'lam 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun