Catatan: Tulisan ini bersifat analisa dan dibuat pada tanggal 4 Agusuts 2018 pukul 03:25 WIB saat belum ada keterangaan siapa Cawapres di kubu Jokowi maupun Prabowo.
-----------
Tinggal 6 hari lagi menuju batas akhir pengajuan pasangan Capres dan Cawares untuk Pilpres 2019. Banyak pertanyaan yang diajukan, siapa yang akan mengisi pasangan tersebut. Secara sederhana, kita daoat duga bahwa hanya akan terbentuk dua pasangan dan itu dengan mudah disimpulkan menjadi pertarungan ulang (rematch) antara Joko Widodo (Jokowi) melawan Prabowo Subianto.
Intuisi saya mengatakan bahwa kubu Jokowi akan memilih Mahfud MD sebagai pasangan dalam Pilpres mendatang. Probabilitas terbentuknya pasangan ini bisa dikatakan mendekati 90%. Tapi jikapun bukan dia yang dipilih, mestinya orang tersebut bukan berasal dr partai manapun namun memiliki elektabilitas atau popularitas tinggi.
Ada dua alasan yang menyebabkan ini, yakni supaya tidak ada satu atau dua partai dalam koalisi yang merasa diabaikan dan secara bersamaan bagi PDIP, tidak "membesarkan" lawan pada Pilpres 2024 mendatang, mengingat saat itu Jokowi tidak lagi dapat dimajukan sebagai Capres. Banyak orang percaya bahwa seorang Wapres 2019-2024 akan berpotensi menjadi Presiden berikutnya.Â
Oleh karena itu sisa 10% dari probabilitas di atas masih mungkin diberikan pada kandidat lainnya seperti Srimulyani atau Susi Pudjiastuti yang ketika selesai melaksanakan tugasnya sebagai Wapres maka harus mencari cantolan Partai politik jika ingin diajukan sebagai Capres 2024. Perkiraan saya Rismawati akan dipersiapkan untuk Pilpres 2024 mendatang setelah selesai di Surabaya (sudah 2 periode) pada posisi Cawapres.
Untuk kubu Prabowo situasinya saat ini sangat gonjang-ganjing karena terjebak oleh hasil sidang Ijtima' Ulama (IU) yang mengkocar-kacirkan hasil pembicaraan sebelumnya pada level para aktor politik. Hasil sidang IU menyebabkan Prabowo menghadapi 3 komposisi pasangan Capres/Cawapres dengan berbagai resikonya, yakni:
A. Prabowo & Agus Harimurti Yuhdhoyono (AHY):
Gerindra & Demokrat senang karena batas PT 20% terlampaui tapi dicerca umat karena tidak mendengar IU. Namun demikian dari segi logistik aman.
Atau
B. Prabowo & Ustad Abdul Somad (UAS):