Tentu saja juga tidak mungkin 100% pekerjaan dapat dikerjakan dari rumah, perlu waktu-waktu tertentu untuk bertemu langsung. Banyak juga type-type pekerjaan yang sama sekali tidak mungkin dikerjakan dari rumah, seperti manufakturing, pabrik, layanan  restoran, dan lainnya.Â
Namun, banyak fungsi supporting dari perusahaan-perusahaan tersebut yang masih memungkinkan untuk dikerjakan dari jauh, dari rumah, atau dari mana saja. Hal ini bisa menjadi gelombang revolusi bagi cara kita bekerja, berbisnis dan berusaha.
Kebutuhan akan office atau kantor secara fisik akan jauh berkurang, kebutuhan transportasi tentu akan juga berkurang, karena kebutuhan orang untuk berpindah dari satu titik ke titik lain secara rutin dan reguler akan berkurang. Banyak dampak menarik ke depan. Â
3. Beribadah dari rumah. Yang ini harusnya mungkin jauh lebih berat bagi sebagian besar masyarakat Indonesia yang katanya Agamis, apapun agamanya. Berat untuk tidak beribadah bersama-sama di tempat ibadah.
Namun, setidaknya ini mengingatkan kembali pada kita dasar dari berketuhanan, bahwa beribadah tidak mengenal sekat waktu dan tempat, setiap saat dan dimanapun kita seharusnya mengingat Tuhan kita. Menjadikan Tuhan sebagai tempat bersandar dan mengingatkan kita untuk berbuat baik setiap saat, dimanapun.
4. PHBS. Pola hidup bersih dan sehat. Hal dasar yang dari sejak dulu sudah diajarkan dari SD, tapi banyak yang lupa, banyak yang lalai dan banyak yang tidak disiplin. Cuci tangan, makan makanan bergizi, bervitamin, minum banyak air putih, berolah raga, beristirahat yang cukup, sampai pada etika saat bersin dan batuk. Pandemi ini kembali mengingatkan kita ke hal-hal dasar yang selama ini kita lupakan.
5. Jaga jarak, Phisical Distancing. Ini juga cukup berat bagi orang Indonesia yang cenderung komunal, bergotong royong, guyub dan senang berkumpul. Tapi pada titik tertentu sebenarnya ini juga akan mengajarkan kepada kita akan zona privasi seseorang. Pada kondisi tertentu kadang masyarakat kita kurang menghormati zona privasi orang lain, misalnya saat mengantri, cenderung berdesakan kadang sampai berhimpit.
6. Berkumpul bersama keluarga. Pandemi ini kembali menyadarkan hal yang mungkin banyak terlewatkan dari berkumpul bersama keluarga. Bahwa semua hal berawal dari keluarga, bahkan tujuan kita selama ini sibuk bekerja adalah keluarga.
Banyak hal yang berubah dan merubah kita saat pandemi, ada hal yang berat dan menyulitkan bagi kita. Tapi manusia yang dikaruniai akal banyak cara yang bisa kita tempuh untuk bertahan, dengan menjadi lebih kreatif. Pandemi ini akan menaikkan level kemanusiaan kita pada level yang lebih baik, jika kita mampu memanfaatkannya.
Membuat segala aspek kehidupan menjadi lebih efektif, sehingga bumi lebih sedikit disedot sumber daya nya dan menjadikan bumi lebih nyaman untuk ditinggali bagi umat manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H