Mohon tunggu...
Edwin Dewayana
Edwin Dewayana Mohon Tunggu... -

.......... menyingkap fenomena di balik setiap peristiwa .........

Selanjutnya

Tutup

Money

Investasi Emas atau Perak?

8 April 2011   08:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:01 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Emas adalah salah satu investasi yang paling digemari secara luas. Tidak hanya negara yang menyimpan emas sebagai cadangan devisa dan jangkar nilai mata uang, tapi juga bank-bank banyak menyimpan emas sebagai salah satu metode investasi dan pengamanan aset. Secara perorangan, tidak hanya investor profesional yang menyimpan emas tapi juga ibu-ibu sudah sejak dulu menggemari emas untuk tabungan sekaligus sebagai perhiasan.

Menarik diamati, apakah memang emas adalah satu-satunya komoditi logam berharga yang paling menguntungkan. Kalau diamati sejarah harganya dari beberapa belas tahun yang lalu, kita bisa membandingkan kenaikan harga emas dengan harga logam yang lain.

Sebagai logam berharga alternatif, selain emas ada platina dan ada perak. Harga platina naik turunnya sama persis dengan harga emas merah. Namun harga perak dalam beberapa belas tahun terkahir ternyata mencatatkan kenaikan harga yang lebih tinggi daripada emas. Secara konsisten kenaikan harganya bahkan semakin tinggi karena ketersediaannya di pasaran relatif sedikit, namun karena dulunya harganya masih sangat terlalu murah, sekarang menemukan momentum kenaikannya.

Dengan semakin ketatnya aturan pertambangan, maka tambahan perak ke pasaran akan makin terbatas. Hal ini membuat orang semakin mengetahui dan mengantisipasi bahwa harganya ke depan akan semakin tinggi. Sedangkan harga emas sendiri dalam jangka sangat panjang akan tetap naik, namun kenaikannya akan sangat melambat karena kejenuhan pasarnya.

Tidak heran sekarang ini mulai banyak orang yang berinvestasi di perak.

Catatan: Tulisan ini adalah baru sebatas dugaan penulis yang belum didukung oleh data kuantitatif. Penulis sedang akan melakukan riset untuk membuktikan dugaan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun