Mohon tunggu...
Edwin Dewayana
Edwin Dewayana Mohon Tunggu... -

.......... menyingkap fenomena di balik setiap peristiwa .........

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Golongan Menengah Atas

21 Februari 2011   02:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:25 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Istilah "menengah atas" selalu kita temui di banyak tulisan. Pada umumnya yang dimaksud adalah golongan kaya, tapi dengan perluasan bahasa yang ingin mencakup juga golongan yang sudah agak kaya. Karena populernya istilah ini, menyebabkan pengertiannya menjadi kabur: yang dimaksudkan golongan menengah agak kaya, atau kaya sekalian.

Padahal kalau mau tegas, dengan penggolongan: kaya - menengah - kekurangan, pengertian akan menjadi jauh lebih jelas. Yang kaya misalnya konglomerat (meskipun hutangnya sangat banyak dan kewajiban kepada publik sering diabaikan). Yang menengah misalnya yang mempunyai satu mobil sederhana. Dan yang kekurangan misalnya yang tidak bisa menyekolahkan anak-anaknya ke perguruan tinggi.

Dengan definisi yang lebih jelas seperti ini, maksud tulisan atau artikel akan lebih mudah dimengerti, tidak serba tanggung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun