Kembali ke sepakbola, dari gambaran besar di atas, sebagai sebuah perusahaan yang berdiri sejak tahun 1930 dan tidak memiliki pesaing di dalam negeri, tak ada kesimpulan logis lain yang terfikirkan selain PSSI adalah sebuah perusahaan yang sudah sejak lama GAGAL.
Sebagai bagian dari 70% pecinta sepakbola Indonesia, kami meyakini bahwa sepakbola Indonesia bukanlah 'raksasa yang tertidur', sepakbola Indonesia adalah 'raksasa yang memang belum pernah terlahir'.
"Indonesia adalah negara pecinta sepakbola yang tidak pernah 'bercinta' dan melahirkan sendiri sepakbolanya, selama ini kita hanya menjadi tetangga berisik yang diam-diam cemburu pada bangsa lain yang berhasil melakukannya".
Sebuah ekosistem sepakbola yang baik dan berkelanjutan butuh FONDASI DASAR YANG BAIK DAN MENGAKAR.
Fondasi dasar yang baik dan mengakar butuh 'elemen-elemen' yang saling mendukung, dan 'elemen' terkecil dari sebuah ekosistem dalam industri adalah sumber daya manusia.
Sebuah industri besar butuh standar regulasi berdasarkan ilmu pengetahuan yang lahir dari sumber daya manusia dengan edukasi terbaik.
Untuk melahirkan itu semua, Indonesia butuh sekian banyak akademi sepakbola berkualitas sebagai fondasi, yang 'disebar' ke seantero negeri.
Bayangkan apa yang bisa kita capai jika setiap pulau besar di Indonesia memiliki 3 atau 4 akademi sepakbola berkualitas yang dapat berkompetisi reguler di dalam negeri.
Bayangkan jika akademi-akademi tersebut mampu melahirkan SDM terbaik mulai dari pemain, pelatih, perangkat pertandingan, official, medical, broadcast hingga para pengurus manajemen di liga hingga federasi.
Bayangkan jika setiap akademi tersebut di kemudian hari mampu melahirkan klub-klub yang mampu dikelola secara profesional dan bersaing di liga-liga yang ada di dalam dan luar negeri.
Sepakbola.
Sepakbola Indonesia butuh fondasi dasar yang baik bagi SDM yang ada di dalamnya.