Biasanya di laboratorium, kami terlalu terpaku pada materi yang ada di depan mata saja sehingga mungkin merasa sudah tidak perlu mencari informasi tambahan di sumber lain.
Menurut saya, untuk saat ini memang proses kuliah daring belum bisa menggantikan interaksi langsung dengan para guru secara optimal; hal ini dikarenakan beberapa faktor contohnya hambatan koneksi Internet serta penyesuaian jadwal baru. Namun, seperti yang dikatakan Pak Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, ke depannya online learning jika dikombinasikan dengan proses pembelajaran tradisional akan mampu memberikan efek luar biasa bagi kaum pelajar.
Sekali lagi, tulisan saya bukan bermaksud meremehkan dampak dari pandemi COVID-19 pada kehidupan kita. Namun, di saat-saat genting seperti sekarang, saya percaya bahwa kita semua membutuhkan perspektif baru untuk dapat menaruh harapan. Harapan bahwa setelah bencana COVID-19 kita mampu menjadi rakyat Indonesia yang maju terutama dalam hal literasi digital.
Harapan bahwa setelah membaca artikel ini, kita semua dapat memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk berbenah diri dan menjadi individu yang tidak ketinggalan zaman. COVID-19 membuka pikiran kita bahwa masyarakat Indonesia harus keluar dari zona nyaman bila ingin maju, karena tidak ada pertumbuhan di zona nyaman dan tidak ada kenyamanan di zona pertumbuhan. Tidak apa-apa bila kita merasa resah, tetapi jangan sampai kita putus asa dan melepas harapan.
“Hope is a powerful weapon, and no one power on earth can deprive you of.” – Nelson Mandela
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H