[caption caption="www.pinterest.com"][/caption]Oleh: Edward Simanungkalit
Etnis Toba merupakan etnis tersendiri yang berbeda dengan tetangga di sekitarnya seperti Pakpak, Karo, Simalungun, dan Mandailing, yang berada di sekitar Danau Toba. Para pakar biologi molekuler telah banyak melakukan studi sehubungan dengan populasi etnis Toba ini. Beberapa jurnal dapat ditemukan di berbagai website universitas dan lembaga sains di dunia ini, sehingga etnis Toba bukanlah populasi yang tersembunyi dan asing. Itulah sebabnya penulis membuat tulisan berhubungan dengan masalah genetika ini.
The HUGO Pan-Asian SNP Consortium (2009)
Dimulai dari hasil penelitian DNA yang dipetakan dalam Mapping Human Genetic Diversity in Asia, The HUGO Pan-Asian SNP Consortium (2009) berikut:
[caption caption="The HUGO Pan-Asian Consortium, 2009 (Sumber: www.lahistoriaconmapas.com)"]
Tatiana M. Karafet dan kawan-kawan (2010)
Disebutkan, bahwa menurut Tatiana M. Karafet (Karafet et al. 2010), dari Universitas Arizona – Amerika Serikat, dikemukakan mengenai populasi etnis Toba sbb.: K2*-M526 13,2%, O3a2-P201, O1a*-M110, O1a1-P203, O2a1*-M95 (O-M175 84,2%), R2a-M124 2,6% (http://www.anthrogenica.com/showthread.php?2573-New-DNA-Papers-General-Discussion Thread/page49).
Kemudian lebih lengkap lagi mengenai Y-DNA Toba ini digambarkan seperti di bawah ini:
Mark Lipson dan kawan-kawan (2014)
Senada dengan penelitian Tatiana M. Karafet (et al. 2010) tadi, maka Mark Lipson et al. (2014), dari MIT – Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, dalam jurnalnya: "New statistical genetic methods for elucidating the history and evolution of human populations”, melakukan analisa terhadap Y-DNA Toba dan lain-lain untuk menelusuri asal-usulnya sebagai berikut:
[caption caption="Mark Lipson et al. (2014): http://www.nature.com/ncomms/2014/140819/ncomms5689/fig_tab/ncomms5689_F2.html"]
Lian Deng dan kawan-kawan (2015)
Lian Deng et al. (2015), dalam papernya: “Dissecting the genetic structure and admixture of four geographical Malay populations” melakukan analisa DNA lagi dengan menggunakan teknologi yang lebih maju seperti Mark Lipson et al. (2014) di atas. Adapun hasil penelitian mereka yang dilakukan tahun 2015 lalu dapat dilihat hasilnya sebagai berikut:
[caption caption=" Lian Deng et al. (2015): http://www.nature.com"]
Menyingkap DNA Toba Lebih Jauh
Y-DNA Toba dapat dibagi ke dalam 3 macam ras sesuai dengan periode migrasi yang terjadi ke Negeri Toba/Toba Na Sae, yaitu: (1) K-M526*; (2) O-P201*, O-P203, O-M95*, dan O-M110; (3) R-M124.
(1) K-M526*
Tatiana M. Karafet et al. (2010) menjelaskan sebelumnya bahwa K-M526* ditemukan di Sumatera dan Sulawesi. K-M526* ditemukan pada Etnis Toba dan Suku Mandar. Tatiana M. Karafet et al. (2014) menjelaskan bahwa struktur filogenetik dari haplogroup K-M526* sekarang dibagi dalam 4 subclade utama (K2a-d). Adapun yang terbesar ialah K2b, yang dibagi menjadi dua kelompok: K2b1 dan K2b2. K2b1 menggabungkan haplogroup sebelumnya yang dikenal sebagai haplogroup M, S, K-P60 dan K-P79, sedang K2b2 terdiri dari haplogroup P dan sub-haplogroup yang Q dan R, yang mayoritas membentuk garis keturunan ayah/pria (paternal) di Eropa, Eurasia dan Amerika, dan merupakan satu-satunya subclade K2b yang berada di luar geografi Asia Tenggara/Sundaland dan Oseania. Itu sebabnya, disimpulkan bahwa haplogroup P, yang merupakan leluhur bangsa Eropa, bermigrasi dari Sundaland sebagaimana pernah dikemukakan sebelumnya oleh Stephen Oppenheimer dalam bukunya “Eden in The East”. Sementara itu K2-M526* ditemukan pada populasi Sumatra & Sulawesi, dan jika perpisahan ini terjadi 50.000 tahun yang lalu, maka lokasi paling ideal adalah di antara keduanya, yaitu Sundaland. Berdasarkan mtDNA populasi etnis Toba dengan macrohaplogroup M yang sebanding dengan fekwensi K-M526*, maka diperkirakan K-M526* berasal dari populasi Sundaland.
(2) O-P201*, O-P203, O-M95*, dan O-M110
O-P201*, O-P203, O-M95*, dan O-M110, kesemuanya merupakan ras Mongoloid. O-P203 adalah Austronesia. O-M95* adalah Austroasiatik dan O-M110 adalah Tai-Kadai. Khusus O-P201* berasal dari Yunnan dan di Toba berbahasa Austronesia. Melalui Phylogeny tree berdasarkan Karafet et al. (2014) di atas tadi dapat terlihat O-P203, O-M95*, dan O-M110 yang berasal dari turunan K2a. K2a menurunkan NO dan NO menurunkan O-M175. Kemudian O-M175 adalah yang menurunkan Austronesia, Austroasiatik, Tai-Kadai, Sino Tibetan, dan Hmong-Mien, yang kesemuanya adalah ras Mongoloid, sehingga ras Mongoloid ini berasal dari Sundaland juga. O-M95* masuknya ke Indonesia bagian barat lebih awal berupa gelombang pra-Austronesia dari Asia Tenggara (Karafet et al. 2010 merujuk kepada Kumar et al. 2007). “Hasil perhitungan jarak genetik menggunakan STR yang berasosiasi dengan P-201 menunjukan bahwa hubungann genetik yang sangat dekat antara aborigin Taiwan dan Filipina; Indonesia Barat, Indonesia Timur dan Oceania dibandingkan dengan Asia Tenggara. Hasil ini memberikan indikasi haplogroup ini diasosiasikan dengan Ekspansi Austronesia bersama dengan Haplogroup O-M110 dan O-P203 yang menyebar dari arah utara menuju ke barat dan timur Garis Wallacea.” (Karafet et al, 2010, dalam papernya: “Major East–West Division Underlies Y Chromosome Stratification across Indonesia”).
(3) R-M124
R-M124 ini, atau lengkapnya R2a-M124, dijelaskan sebagai berikut: “Menurut Project Genographic yang dilakukan oleh National Geographic Society, sebuah organisasi yang didanai oleh keluarga Rothschild, Haplogroup R-M124 muncul sekitar 25.000 tahun yang lalu di Asia Tengah dan anggotanya bermigrasi ke selatan sebagai bagian dari gelombang besar kedua migrasi manusia ke India.” Sengupta et al. (2006) menemukan bahwa R2a-M124 tersebut pada penutur Dravidian dan India lainnya (http://www.gutenberg.us/articles/haplogroup_r-m124).
Etnis Toba di Negeri Toba/Toba Na Sae dan Si Raja Batak
Pada awalnya, sebagai populasi yang jauh lebih tua dari Sundaland, maka Negeri Toba/Toba Na Sae (Tapanuli Utara Lama) sudah lebih dulu berdiam K-M526*. Seperti dikemukakan di atas bahwa Y-DNA Toba sebagian besar terdiri dari: O-P201*, O-P203, O-M95*, dan O-M110 sebesar 83,79% yang merupakan ras Mongoloid. Dari pantai Timur, mereka sebagian masuk ke Negeri Toba/Toba Na Sae dan bertemu dengan K-M526* di sana, sehingga terjadilah percampuran. Menurut hasil penelitian Jean A Trejaut et al. (2014) dalam laporannya “Taiwan Y-chromosomal DNA variation and its relationship with Island Southeast Asia”, bahwa penutur Austronesia ada yang datang dari Taiwan dan ada juga dari Asia Daratan, sehingga mereka datang secara bergelombang dari waktu yang berbeda-beda. Mereka ini kemudian menggunakan bahasa Toba setelah bahasa Toba terbentuk, yang termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Belakangan datang lagi R-M124 dan terjadilah percampuran, sehingga seperti yang dikemukakan oleh Tatiana M. Karafet et al. (2010), maka keseluruhannya Y-DNA Haplogroups Etnis Toba terdiri dari: K-M526*, O-P201, O-P203, O-M95*, O-M110, dan R-M124 seperti yang terlihat pada gambar.
Masing-masing marka atau Y-DNA Haplogroup yang membentuk etnis Toba ini adalah merupakan populasi, sehingga bukan hanya satu orang manusia saja. K-M526* merupakan populasi Negrito sudah lebih awal berdiam di Negeri Toba/Toba Na Sae. O-M110 merupakan populasi dari penutur bahasa Austronesia. O-M203 merupakan populasi dari penutur bahasa Austronesia juga. O-M95* merupakan populasi dari penutur bahasa Austroasiatik. O-M201* merupakan populasi dari penutur bahasa Austronesia juga. Sedang R-M124 merupakan populasi dari penutur bahasa Dravida. Kelima populasi tadi adalah populasi pembentuk populasi etnis Toba, yang jumlahnya tentu banyak atau tidak satu orang. Melihat kepada keenam populasi tadi yang terdiri dari banyak orang dari tiap-tiap populasi tersebut, maka jelas bahwa sesunggungnya banyak orang yang datang berombongan-berombongan ke Toba Na Sae. Mereka terdiri dari 3 (tiga) macam ras, yaitu: Negrito, Mongoloid, dan India Selatan dan mereka datang dari masing-masing daerah dengan 4 (empat) macam bahasa dan pada akhirnya didominasi bahasa Toba, yang termasuk bahasa Austronesia. (*)
* Pemerhati Sejarah Alternatif Peradaban
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H