Benarkah Etnis Toba itu Israel yang Hilang?
Tatiana M. Karafet et al. (2010) mengemukakan di atas bahwa pupolasi Toba sudah mengalami pengaruh dari India Selatan. Sejarah memang mencatat bahwa penutur Dravida dari India Selatan sudah masuk ke Sumatera Utara sejak abad ke-3. Prasasti Lobu Tua, Barus dari abad ke-11 menceritakan tentang keberadaan 500 perusahaan dagang Tamil dari India Selatan yang beroperasi di kawasan Barus. Sementara hubungan masyarakat Toba dengan Barus sudah sejak lama, sehingga pengaruh Hindu juga sudah terjadi berabad-abad sebelumnya. Turiturian dan sejarah di Toba memang tidak pernah mengungkapkan kedatangan penutur Dravida ini, tetapi jejaknya ada ditemukan seperti dalam mitologi penciptaan yang mirip dengan Hindu Sivaisme (Harry Parkin, 1978). Pengaruh India terhadap masyarakat Toba dikemukakan oleh Robin Hanbury dan Tenison (1975:28) sebagai berikut: “Sejak awal abad ke-16, Batak Toba telah mengalami kemajuan dalam bidang pertanian. Terutama atas keberhasilan mereka mengadopsi teknik pertanian yang diperkenalkan oleh orang-orang India, yakni pengolahan sawah dengan menggunakan sistim irigasi. Sehingga pada masa itu masyarakat Batak Toba secara relatif pernah mengalami kehidupan yang makmur.” Dapat dibayangkan bahwa Orang Toba telah mengalami percampuran dengan penutur Dravida dari India Selatan, sehingga membawa haplogroup R-M124 ke dalam Y-DNA Toba.
R-M124 ini, atau lengkapnya R2a-M124, dijelaskan sebagai berikut: “Menurut Project Genographic yang dilakukan oleh National Geographic Society, sebuah organisasi yang didanai oleh keluarga Rothschild, Haplogroup R-M124 muncul sekitar 25.000 tahun yang lalu di Asia Tengah dan anggotanya bermigrasi ke selatan sebagai bagian dari gelombang besar kedua migrasi manusia ke India.” Sengupta et al. (2006) menemukan bahwa R2a-M124 tersebut pada penutur Dravidian dan India lainnya (http://www.gutenberg.us/articles/haplogroup_r-m124). Sementara dalam Y-DNA of Ashkenazi Jews ada haplogroup R-M17 (R1a) dan R-P25 (R1b) dalam frekwensi kecil sbb.: “Because haplogroups R-M17 (R1a) and R-P25 (R1b) are present in non-Ashkenazi Jewish populations (e.g., at 4% and 10%, respectively) and in non-Jewish Near Eastern populations (e.g., at 7% and 11%, respectively; Hammer et al. 2000; Nebel et al. 2001), it is likely that they were also present at low frequency in the AJ (Ashkenazi Jewish) founding population. …” (https://en.wikipedia.org/wiki/Genetic_studies_of_Jewish_origins). Jelas, bahwa Y-DNA Ashkenazi Jews adalah R1a dan R1b. Dengan demikian, maka R1a dan R1b yang dimiliki oleh Jahudi Ashkenazi BERBEDA dengan R2a yang dimiliki oleh Etnis Toba dan penutur Dravidian dari India Selatan. Apalagi mengaku Bani Manasseh, oleh karena keduabelas suku Israel memiliki garis paternal dengan Y-DNA Haplogroup J1, sehingga terlalu jauh hubungannya R2a dan juga dengan Etnis Toba. Maaf, ternyata Etnis Toba memang bukan keturunan suku Israel yang hilang!
(*) Pemerhati Sejarah Alternatif Peradaban
Tulisan terkait sebelumnya: Sungguh, Orang Toba Bukan Israel yang Hilang
Tulisan terkait setelahnya: Etnis Toba Gagal Menjadi Israel yang Hilang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H