Sebelum Si Raja Batak datang ke Sianjur Mula-mula di Negeri Toba, dalam bukunya: “Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia” (2000:339), Peter Belwood menulis bahwa Orang Negrito sudah datang ke Humbang di Negeri Toba pada sekitar 6.500 tahun lalu. Peter Belwood merujuk pada hasil penelitian paleontologi yang dilakukan Bernard K. Maloney di Pea Simsim, Pea Sijajap, Pea Bullock, dan Tao Sipinggan daerah Humbang, Negeri Toba. Penelitian Maloney ini dan penelitian Balai Arkeologi Medan di Samosir yang sudah disebutkan tadi dikonfirmasi oleh hasil analisa DNA Orang Toba oleh Mark Lipson (2014:87) dengan menyimpulkan bahwa DNA Orang Toba terdiri dari: Austronesia 55%, Austroasiatik 25%, dan Negrito 20%. Maka, jelas bahwa Orang Toba bukan hanya Orang Taiwan (Austronesia+Austroasitik), tetapi campuran Orang Taiwan dan Orang Negrito. Orang Negrito sudah ada mendiami Humbang sebelum Si Raja Batak datang ke Sianjur Mula-mula di kaki Pusuk Buhit, Negeri Toba, sehingga pernyataan bahwa Sianjur Mula-mula merupakan awal persebaran manusia bukanlah fakta, melainkan hanyalah mitos.
Kesimpulan:
Kerajaan Nagur, yang datang dari India dan sudah eksis sejak abad keenam, merupakan cikal-bakal masyarakat Simalungun. Bahasa Simalungun termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia menunjukkan bahwa sebelumnya sudah ada penutur bahasa Austronesia datang ke Simalungun selain penutur bahasa lainnya yang biasa ditemukan di Indonesia, yaitu penutur bahasa Austroasiatik dan Orang Negrito. Semuanya ini membuktikan bahwa Orang Simalungun bukanlah keturunan Si Raja Batak dari Sianjur Mula-mula di kaki Pusuk Buhit. Pendatang dari Negeri Toba tidak lantas menjadikan Orang Simalungun menjadi keturunan Si Raja Batak, karena masyarakat Simalungun sudah ada di Tanah Simalungun sebelum Si Raja Batak tiba di Sianjur Mula-mula sekitar 800 (+/- 200) tahun lalu. Oleh karena itu, pernyataan bahwa Orang Simalungun adalah keturunan Si Raja Batak dari Sianjur Mula-mula di kaki Pusuk Buhit bukanlah fakta, tetapi hanyalah mitos! ***
Catatan Kaki: ORANG TOBA: Asal-usul, Budaya, Negeri, dan DNA-nya, oleh: Edward Simanungkalit dalam htt://sopopanisioan.blogspot.com
Kebenaran itu memerdekakan (Yohanes 8:32)
__________________________________________________________________________
(*) Makalah ini disampaikan dalam acara diskusi di Kedai Budaya Rayantara,
Jl. T.B. Simatupang No. 80, Pematang Siantar, Jumat, 07 Agustus 2015
__________________________________________________________________________