Kebudayaan Austronesia di Toba
Robert von Heine Geldern mengemukakan bahwa kelompok pendukung kebudayaan Dong Son bermigrasi dari Selat Tonkin, Vietnam ke Sumatera bagian Utara pada masa Neolitik sekitar 6.000-2.000 tahun lalu (Pasaribu, 2009:ii). Sedang Ketut Wiradnyana dari Balai Arkeologi Medan mengatakan: “Sementara di Tanah Batak didominasi oleh budaya Dong Son (salah satu budaya yang berasal dari Vietnam Utara) yang perkembangannya sekitar 2.500 tahun yang lalu. Budaya Dong Son ini ditandai dengan adanya logam dan pola hias yang ditemukan di rumah Batak Toba, yang menggambarkan binatang atau manusia dengan hiasan bulu-bulu panjang.” (Waspada, 11/01-2012).
Pada Juli 2013, Balai Arkeologi Medan melakukan penelitian "Jejak Peninggalan Tradisi Megalitik di Kabupaten Samosir" dengan melakukan kegiatan ekskavasi dan survei arkeologi. Disimpulkan bahwa kelompok migran pendukung budaya Dong Son telah datang dari China bagian Selatan melalui jalur timur menuju ke Taiwan, terus ke Filipina dan diteruskan lagi ke Sulawesi dan seterusnya ke Sumatera hingga mencapai Samosir (Wiradnyana & Setiawan, 2013:7). Berdasarkan tradisi megalitik di Samosir tadi, Ketut Wiradnyana memperkirakan bahwa migrasi ke Samosir terjadi pada sekitar penghujung millenium pertama masehi hingga awal millenium kedua atau sekitar 800 tahun lalu.
Kelompok pendukung kebudayaan Dong Son telah mengenal teknologi pengolahan logam, pertanian, berternak, menangkap ikan, penggunaan moda transportasi, bertenun, membuat rumah, dll. Kebudayaan yang berkembang di Vietnam ini merupakan kebudayaan zaman perunggu. Masyarakat Dong Son adalah masyarakat petani dan peternak yang handal dan terampil menanam padi, memelihara kerbau dan babi, serta memancing. Mereka juga dikenal sebagai masyarakat pelaut, bukan hanya nelayan, tetapi juga pelaut yang melayari seluruh Laut Cina dan sebagian laut-laut selatan dengan perahu yang panjang (wikipedia). Masyarakat Dong Son berasal dari ras Mongoloid. Kebudayaan Dong Son secara keseluruhan dapat dinyatakan sebagai hasil karya kelompok bangsa Austronesia. Beberapa pakar menggolong rumpun bahasa Austro-Asiatik dengan rumpun bahasa Austronesia dan menamakannya rumpun bahasa besar atau superfamili Austrik.
Orang Toba Dari Negeri Toba
Pendukung budaya Hoabinh yang sudah datang ke Humbang 6.500 tahun lalu mengalami perjumpaan dengan pendukung budaya Dong Son. Perjumpaan ini akhirnya didominasi oleh kebudayaan Dong Son, karena lebih maju daripada kebudayaan Hoabinh. Kebudayaan Dong Son merupakan kelompok kebudayaan Austronesia dan orang Toba merupakan penutur bahasa Austronesia. Istilah “Toba” dipergunakan sesuai dengan cap Raja Singamangaraja XII yang menyebut “Maharaja di Negeri Toba”, sedang Sitor Situmorang memakainya di dalam bukunya “Toba Na Sae”. Wilayah Toba yang dimaksud yaitu: Toba Samosir, Toba Humbang, Toba Holbung, dan Toba Silindung.
Perjumpaan dua ras, yaitu ras Australomelanesoid dan ras Austronesia-mongoloid, telah melahirkan orang Toba. Sehubungan dengan DNA Toba, maka baru-baru ini Mark Limpson meneliti penutur Austronesia dengan menggunakan data-data dari HUGO Pan-Asian SNP Consortium dan CEPH-Human Genome Diversity Panel (HGDP). Statistik yang dibuat Mark Lipson (2014:87) tentang orang Toba memiliki unsur dan perbandingan seperti berikut: Austronesia (55%), Austro-Asiatic (25%), dan Negrito (20%). Ras Austronesia yang dimaksud di sini khususnya dari ras Mongoloid dengan DNA Haplogroup O. Sementara ras Austro-Asiatic hampir dua pertiga memiliki DNA dengan Haplogroup O. Sedang ras Negrito banyak memiliki DNA dengan Haplogroup M dan selain itu memang berasal dari Afrika sebagai asal migrasi awal, sehingga tidak mengherankan kalau orang Toba memiliki DNA yang berasal dari Afrika. Akan tetapi, pengaruh budaya Dongson lebih dominan di dalam budaya Toba dan Ras Austronesia-mongoloid dominan di dalam diri orang Toba dan DNA Toba ditemukan memiliki Haplogroup O (Lihat: O-M122, O-M95, O-MSY2.2).
Akhirnya, orang Toba merupakan percampuran ras Australomelanesoid dengan ras Mongoloid dari kelompok kebudayaan Austronesia. Dari penelitian biologi molekuler bahwa DNA orang Toba ialah Haplogroup O yang terdiri dari Austronesia (55%), Austro-asiatic (25%), dan Negrito (20%). Sebelum Sianjur Mula-mula dihuni sekitar 800-1.000 tahun lalu, maka telah lebih dulu manusia ada di Humbang sekitar 6.500 tahun lalu. Orang Toba itu dari Negeri Toba: Toba Humbang, Toba Samosir, Toba Holbung, dan Toba Silindung (Jakarta, 03012015).
[caption caption="Rumah Toba "]
Pemerhati Sejarah Alternatif Peradaban