2013
Aku memandang sekilas
Pada tiap daun gugur yang meranggas
Pada tiap tiang lampu jalanan yang terlepas
Pada setiap melodi nyaring yang melampaui batas
Bagiku kau tak samar namun jelas
Bayangmu hadir mengangkasa dengan lepas
Dan aku masih disini melihatmu terbang bebas
Hatiku tak lagi seperti burung yang terbang bebas
Tak juga megah seperti lautan lepas
Aku takut
Sebagian dinding hatiku ingin menciut
Mengerucut
Memandangi sabda yang pernah kau ucap
Bahwa pertemuan adalah pintu untuk kehilangan dan lenyap
Asa
Aku tak mengenal senja sore hari
Tapi aku mengenal embun di pagi hari
Liriknya masih sama
Hanya mencari nada-nada yg menghilang entah kemana
Buatku kamu masih tersembunyi
Diantara bait-bait yang ku cermati
Atau mungkin lirik-lirik yang telah kulalui
Bersamamu bagai mengakhiri sebuah lagu
Selalu tersisa nada sambung
Namun tak berujung
Takdir
Aku menunggu datangnya malam
Pekat menenggelamkanku dalam kelam
Aku pernah begitu berani
Bertarung menantang nyaliku sendiri
Berjibaku melewati luka di atas nadi
Berlari seakan tiada henti
Tapi...
Kini aku berhenti
Tak mampu lagi mataku menantang mentari
Tak sanggup lagi aku meminta pelangi
Aku akan menunggu disini
Berdiam menunggu mati
Atau menunggu takdirku kembali
Mimpi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H