Hal ini tentunya tidak mudah bagi mahasiswa yang biasanya mengikuti jadwal kuliah yang ditetapkan oleh kampus. Pada penyusunan Tugas/Akhir inilah kemampuan mahasiswa sesungguhnya diuji, tidak hanya hardskill, tetapi juga softskill-nya.Â
Adanya mahasiswa yang menganggap bahwa Tugas Akhir/Skripsi hanyalah sebuah dokumentasi tertulis yang harus dibuat sebagai syarat lulus studi, membuat proses pengerjaan Tugas Akhir/Skripsi menjadi beban saja dan tidak memiliki nilai benefit. Hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap manfaat dari penyusunan Tugas Akhir/Skripsi.
Tugas Akhir/Skripsi merupakan karya ilmiah hasil karya orisinil dari mahasiswa yang dibimbing oleh dosen pembimbing dan didokumentasikan secara tertulis. Proses pengerjaan Tugas Akhir/Skripsi dapat dijadikan sebagai media pembelajaran literasi di era revolusi industri 4.0.Â
Mahasiswa dapat belajar literasi data, literasi teknologi, dan literasi kemanusiaan selama proses pengerjaan Tugas Akhir/Skripsi. Untuk membuat sebuah Tugas Akhir/Skripsi perlu dirumuskan masalah yang akan diselesaikan. Dalam merumuskan masalah mahasiswa perlu mengumpulkan data dari berbagai sumber yang valid, dan membuat konklusi berpikir dari data yang sudah diperoleh.Â
Disamping itu, dalam menarik kesimpulan akhir, mahasiswa juga perlu mengumpulkan data dari hasil pengujian, dan melakukan analisis terhadap data tersebut. Pada aktifitas ini mahasiswa sesungguhnya belajar tentang literasi data.
Pada pembuatan laporan Tugas Akhir/Skripsi, mahasiswa menggunakan bantuan teknologi, seperti mencari referensi di internet, menggunakan aplikasi/software pengolah angka/gambar/tabel, dan menggunakan email/media sosial untuk berkomunikasi terkait dengan penyusunan Tugas Akhir/Skripsi. Pada aktifitas ini mahasiswa secara tidak sadar sedang belajar tentang literasi teknologi.
Pada pengerjaan tugas akhir, mahasiswa juga tidak bisa bekerja sendiri. Perlu interaksi dengan orang lain yang dapat membantu penyusunan Tugas Akhir/Skripsi, seperti dosen pembimbing, dosen penguji, rekan mahasiswa, narasumber (penyedia data), staff akademik ketika mahasiswa mengurus administrasi terkait dengan pelaksanaan Tugas Akhir/Skripsi, dan orang lain yang membantu memperlancar penyelesaian Tugas Akhir/Skripsi.Â
Dalam berinteraksi tentunya diperlukan kemampuan komunikasi yang baik dengan mematuhi etika dan norma-norma yang berlaku. Pada aktifitas ini mahasiswa sebenarnya sedang belajar tentang literasi kemanusiaan.
Mahasiswa sebaiknya tidak hanya berfokus pada penyelesaian hasil Tugas Akhir/Skripsi, tetapi juga mampu memetik hikmah dan manfaat dari setiap proses yang dilalui dalam penyelesaian Tugas Akhir/Skripsinya. Sehingga Pada akhir studi mahasiswa tidak hanya memperoleh laporan dan nilai Tugas Akhir/Skripsi, tetapi juga pengalaman belajar literasi data, literasi teknologi, dan literasi kemanusiaan yang sangat berguna dalam dunia kerja saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H