Anak ini dikuburkan di dalam tanah sampai batas lehernya dengan posisi berdiri dengan tangan tegak lurus dengan badannya. Selama empat hari anak tersebut dipaksa untuk makan sebanyak mungkin, dengan makanan nasi dan lauk yang sangat pedas dan asin atau benda-benda yang biasanya digunakan sebagai sesaji kepada para roh.
Anak tersebut diminta atau dipaksa untuk berjanji untuk menempatkan kekuatan roh jahatnya untuk membantu dalam pertempuran dan melayani mereka yang membunuhnya. Setelah anak itu menyatakan janjinya secara tiba tiba kepalanya ditarik ke belakang dan dituangkan timah meleleh ke mulutnya.
Dengan demikian pembunuhnya telah mencapai tujuannya untuk mendapatkan roh anak yang meninggal mendadak. Beberapa anggota badannya, otak, jantung dan hati diambil dipotong kecil, dimasak dan dicampur dengan kapur dan dihaluskan. Serbuk jasad inilah yang memberikan kekuatan supranatural yang menakutkan saat dibutuhkan untuk sesuatu yang dianggap perlu.
Di jaman canggih saat ini, masih adanya konflik sosial yang tidak jarang berujung kepada tindak kejahatan bahkan pembunuhan di tengah-tengah masyarakat dengan kaitannya dengan mitos begu ganjang. Sulit untuk mengurainya, sebagaimana persoalan yang berasal dari hal-hal yang berbau mistis dan tak berwujud mudah untuk mengatakannya tetapi sulit untuk membuktikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H