Di lagu “Bintang”, Atevian bernyanyi dengan cengkok khas rocker, kebetulan lagu ini memang “rock banget”. Sementara di lagu “Terpapar” ada beberapa momen di mana suara vokalis asal Bekasi ini terdengar begitu bening, jernih. Bahkan, di lagu “Cinta” Atevian berani bermain-main dengan karakternya. Begitu manis dia mengawali lagu, namun terdengar gahar pada reffrain.
Kehadiran Tera juga memberi warna tersendiri. Kualitas keren suaranya tampak jelas saat pada lagu “Terpapar” saat dia bernyanyi layaknya penyanyi seriosa. Simak pula aksi Tera di lagu “Suara Anak Negeri” saat melapis vokal Atep dengan “suara dua”-nya.
Dony sendiri mengaku tak memaksakan idenya. “Saya hanya memberikan arahan. Semuanya mereka yang menentukan,” ujar Donny saat bicara kepada media, usai jumpa pers. Namun, Donny tetap menunjuk Jalu untuk bertanggung jawab terhadap beat, sementara Maully di sektor rhythm. Donny juga tak menentukan, siapa bermain di lagu apa. “Semua natural saja. Ini proyek bersama-sama,” ujarnya, merendah.
Maka itu, Donny pun memersilakan pendengar menilai sendiri musik apa yang mereka mainkan. Termasuk soal lirik yang di beberapa lagu yang terdengar “keras”. “Saya hanya berusaha mencurahkan apa yang saya lihat tentang kondisi saat ini. Bagaimana kita mengatasinya bersama. Jadi, tidak ada maksud saya untuk menggurui, menuding, apalagi menghujat,” ujarnya.
Ya, memang hampir semua lagu di album bermuatan pesan-pesan dan kritik sosial. Sebut saja lagu “Suara Anak Negeri” yang memotret keresahan Donny akan nasib generasi mendatang. “Jangan tipu anak negeri. Jangan curi harta kami,” begitu kata lagu tersebut.
Ada juga lagu “Terpapar” yang bercerita tentang sosok-sosok opurtunis negeri ini yang kerjanya hanya memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Mereka sudah tak punya nurani, tak peduli akan nasib sesama, yang mereka rugikan. “Libas habis....provokator! Sikat bersih spekulator!” Mantaff....
Lagu ini juga menarik karena diawali dengan pidato Soeharto saat mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden, 21 Mei 1998.
Sementara lagu “Uang” yang menempati track ke-6, bercerita tentang kegilaan manusia yang tak pernah puas memburu materi. Padahal, kata Donny, uang bukan penentu segalanya. Bukan hanya uang yang harus kita cari di dunia ini.
Donny juga tak melepas pandangannya akan isu internasional, seperti dituliskannya dalam lagu “Gaza” yang bercerita tentang krisis Timur Tengah. Donny menyebut lagu ini telah dibuat sejak tahun 2002, namun sampai sekarang kondisinya tidak banyak berubah.
Album ini diproduseri sendiri oleh Donny. Proses rekaman dilakukan di studio pribadi milik Donny Hardono (DSS) selama total 30 hari. Sementara proses mixing dan mastering dikerjakan Indra Q, pemain kibor BIP. Untuk sound engineer ditunjuklah Edi Koesworo plus programmer Ahmad Fahmy Alatas.
Sukses terus buat Om Dons...keep on rockin!