Mohon tunggu...
Ahmad Zain Sarnoto
Ahmad Zain Sarnoto Mohon Tunggu... Dosen - pemerhati pendidikan, psikologi dan agama

Dosen Program Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta dan Direktur Lembaga Kajian Islam dan Psikologi (eLKIP)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selamat Hari Ibu...

22 Desember 2020   09:35 Diperbarui: 22 Desember 2020   09:55 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini, 22 Desember adalah hari momentum untuk kita mengenang sosok ibu, pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi anak-anaknya.

Ibu adalah sosok wanita yang tangguh, kita telah berhutang nyawa kepadanya, tanpa mampu kita bayar

Ibu adalah manusia pilihan yang telah mendarma baktikan hidupnya untuk kita

Ibu adalah makhluk mulia pilihan Allah SWT yang hadir menjelma perantara kehidupan kita

Ibu adalah sosok teduh dimana kita bersandar kala pengat dari hiruk pikuknya persoalan hidup

Ibu adalah tempat kita mengadukan persoalan yang datang, tempatnya berkeluh kesah 

Ibu adalah sosok pribadi yang telah mengalahkan kepentingan pribadinya demi kita anaknya

Ibu adalah sosok orang  yang  telah mengorbankan hari-harinya untuk kita anaknya

Ibu adalah tempatnya curahan hati, tanpa peduli persoalan yang dihadapi demi kita anaknya

Ibu adalah sosok pendidik pertama kita, darinyalah kita mengenal banyak hal

Entah berapa banyak lagi pena ini tertuang, untuk menggambarkan sosok ibu, makhluk mulia yang darinya kita berhutang nyawa, dari seorang ibulah kita menjadi manusia hari ini. siapa kita?, dengan titel apapun dan jabatan apapun hari ini, tidak akan mungkin tanpa jasa seorang ibu.

Entah kata apalagi yang dapat mewakili bait kalimat untuk menggambarkan sosok ibu yang mulia, yang pasti siapapun kita, jangan pernah mengganggap remeh orangtua terutama ibu, walaupun dari sisi pendidikan kita lebih tinggi, dari sisi ekonomi kita lebih kaya, dari sisi jabatan kita lebih tinggi dan dari pergauan kita lebih luas.

Ya Rabb.....ampuni kami yang belum mampu membahagiakan ibu kami, belum mampu memenuhi semua keinginannya, dan belum mampu menemani di hari-hari tuanya. 

Ya Rabb....kami sadar betul, bahwa sosok ibu kami, Engkau hadirkan kami kedunia ini, muliakanlah ibu kami ya Rabb, di dunia maupun diakhirat kelak....

Untukmu para ibu di manapun berada, maafkan kami anak-anakmu yang belum mampu memenuhi keinginanmu, kami sadar bahwa tidak mungkin mampu membalas jasamu, bahkan kami sering abai untuk membersamai di hari-hari tuamu.

Untuk para ibu yang mulia dimanapun berada, kami mohonkan doa pada Allah yang Kuasa, semoga dipanjangkan usiamu dalam ketaatan dan yang telah meninggal semoga ditempatkan pada kemuliaan di sisi Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun