Penyebaran virus corona (covid-19) yang telah melanda hampir seluruh dunia, Â menyisakan banyak persoalan ditengah masyarakat, dampak yang ditimbulkannya pun beragam, dari dampak kesehatan (pisik), ekonomi, sosial maupun dampak psikis atau kejiwaan.
Pemerintah dan semua unsur masyarakat, dari pusat hingga daerah masih terus berusaha  bahu membahu menanggulangi dampak  pandemi covid-19 ini, hingga hari ini tangal 14 Mei 2020, dari data gugus tugas pencepatan penanganan Covid-19 sudah 16.006 orang yang positif covid.
Melihat perkembangan penyebaran covid-19 yang telah menyebar diseluruh provinsi di Indonesia, tentu kita perlu meningkatkan kewaspadaan, karena sampai saat ini belum ditemukan obat penangkal virus corona ini.
Kita harus tetap optimis ditengah penyebaran pandemi covid-19 ini, dengan terus mengikuti anjuran para ahli (pemerintah dan semua unsurnya)  untuk mencegah penyebaran covid-19 dengan  pola hidup sehat dan menjaga jarak namun harus terus memupuk kepedulian sesama kita.
Kepedulian kita sangat membantu meringankan dampak covid-19 secara ekonomi maupun sosial di tengah masyarakat, dampak covid-19 dapat mengena siapa saja, baik pria, wanita, anak-anak maupun dewasa, namun kaum wanita menurut dr Ronny Tri Wirasto  dari Program Studi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK UGM,  menjadi kelompok yang rentan terdampak kesehatan mentalnya seperti timbul rasa cemas dan stres selama pandemi Covid-19 ini. (sultra.antaranews.com)
Wanita  menjadi lebih rentan terdampak covid-19 secara emosi karena sejumlah faktor, diantaranya terkait kesehatan fisik mengingat secara umum, wanita tidak begitu memperhatikan kondisi tubuhnya. Padahal wanita sebenarnya lebih mampu mengendalikan stres dibandingkan laki-laki berkaitan dengan tingginya hormon esterogen dalam tubuh yang berfungsi memblokir efek negatif stres di otak.
Dalam Islam wanita adalah makhluk yang istimewa dan diangkatkan derajadnya sama dengan kaum laki-laki. Bahkan dalam Al-Quran sendiri ada surat An Nisa yang artinya wanita. Peran wanita dihargai penting karena banyak beban yang harus dihadapinya, bahkan beban yang semestinya dipikul oleh pria.Â
Kedudukan wanita sebagai ibu dalam Al-Quran lebih didahulukan dari kedudukan ayah. sebagaimana firman Allah dalam surat Lukman ayat 14, yang artinya: "Dan Kami memerintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya Untuk-Ku lah kamu akan kembali. " (QS. Luqman: 14)
Begitu mulianya kedudukan wanita sebagai ibu dalam Islam, Â Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?" Nabi menjawab, "Ibumu." Orang itu bertanya lagi, "Lalu setelah dia siapa?" Nabi menjawab, "Ibumu." Orang itu bertanya lagi, "Lalu setelah dia siapa?" Nabi menjawab, "Ibumu." Orang itu bertanya lagi, "Lalu setelah dia siapa?" Nabi menjawab, "Ayahmu." (HR. Bukhari, Kitab al-Adab no. 5971 juga Muslim, Kitab al-Birr wa ash-Shilah no. 2548)
Dalam konteks ke-Indonesia-an, kedudukan wanita baik sebagai ibu, istri, anak, guru/pendidik dan sebagai karyawan sangat di junjung tinggi, maka pemerintah membuat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak .
Saat  bulan ramadhan, wanita sebagai ibu dan istri-lah yang banyak berkecimpung menyiapkan makanan untuk keluarganya baik untuk sahur maupun berbuka, wanita sebagai guru atau pendidik dengan kebijakan belajar dari rumah ditengah penyebaran pandemi covid-19 ini, juga dituntut lebih kreatif membagi waktu baik sebagai guru/pendidik atau sebagai ibu maupun istri.
Semoga para wanita mulia yang tangguh di Indonesia baik sebagai ibu, istri, karyawan, guru/dosen dan sebagai anak, akan Allah berikan kekuatan baik pisik maupun psikisnya, terlebih saat bulan ramadhan dimasa penyebaran pandemi covid-19.
Wallahu 'alam bishowah
Bekasi, 21 Ramadhan 1441 H/14 Mei 2020
Oleh Ahmad Zain Sarnoto (Dosen Tetap Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta dan Direktur Lembaga Kajian Islam dan Psikologi (eLKIP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H