ia mengerlip
kedua matanya
batang-batang cinta
terkelupas di antara
permohonan rindu
aku memandang
sederas sungai
sehangat kucuran air
di telaga kausar
ia malu-malu
seperti genit
kucubit asma
ia mengecupku
tersipu
inna shalati wa nusuki
wa mahyaya wa mamati
lillahi rabbil alamin
la syarika lahu
wa bidzalika umirtu
wa ma ana minal musyrikin
sesungguhnya salatku
hidup - matiku
hanya bagimu o tuhan semesta alam
ia tiada duanya
yang dari itu
ia perintahkan menyembahnya
dan aku takkan pernah
menduakannya
ia
aku
tersipu
[caption id="" align="alignnone" width="614" caption="jejakhikmah.blogspot.com"][/caption]
Titiktitik, ramadan 1433
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H