Penulis memiliki pengalaman sendiri dengan mahasiswa saat menulis karya ilmiah. Ada mahasiswa yang menggunakan kata bahasa inggris di hampir setiap kalimat. Padahal tidak urgen. Fenomena semacam ini juga sebenarnya sudah ada termasuk dilembaga pendidikan. Alasannya sederhana, agar kelihatan keren sebuah tulisan maka dimasukan banyak istilah-istilah asing terutama istilah bahasa Inggiris.
3. Tidak mengurangi rasa cinta terhadap bahasa Indonesia
Menggunakan bahasa anak jaksel jangan sampai kebablasan. Ini juga yang dikawatirkan oleh kelompok yang kontra terhadap penggunaan bahasa anak Jaksel. Mereka menyadari bahwa keseringan menggunakan bahasa Indonesia yang campur dengan bahasa asing, akan melunturkan nilai bahasa Indonesia itu sendiri.
Tentu ini tidak diharapkan oleh kita sebagai orang Indonesia. Kita mengharapkan orang Indonesia yang mencintai bahasa Indonesia namun di sisi lain juga menguasai bahasa asing dengan baik dan benar. Bagi penulis mencintai bahasa Indonesia berarti menguasai dengan baik dan benar.
Menguasai bahasa asing tidak berarti kita harus mengabaikan penggunaan bahasa Indonesia. Penulis berharap kepada kelompok yang menggunakan bahasa anak Jaksel, ketika dihadapkan pada situasi formal tidak kebablasan menggunakan bahasa anak Jaksel. Sebab jika itu terjadi, maka penggunaan bahasa anak Jaksel secara sadar telah menggeserkan makna dan hakikat dasar bahasa Indonesia.
Penulis menyadari bahwa penggunaan bahasa anak Jaksel adalah fenomena biasa di tengah arus globalisasi. Tentu kekhawatiran masyarakat terhadap fenomena semacam ini merupakan hal yang biasa juga. Seringkali arus globalisasi tidak selalu selaras dengan pikiran dan keinginan masyarakat. Bahkan acap kali arus globalisasi berdampak pada pergeseran nilai budaya dan bahasa.
Pembaca Kompasiana yang Budiman, bahasa adalah jati diri bangsa Indonesia. Untuk itu marilah kita semua merawat bahasa Indonesia. Biasakan komunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sekian!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H