Di dalam dunia metaverse bukan karakter lagi yang akan memainkan peranan. Kita sendiri secara langsung akan di bawah dalam dimensi virtual. Tentu bukan fisik, melainkan keberaadan kita yang diarahkan dalam ruang virtual.
Kita diarahkan untuk bersosialisasi, berniaga, berkomunikasi, dan berinteraksi ke dalam ruang maya layaknya dikehidupan nyata. Semua serba virtual berbasis pada digitalisasi. Itulah masa depan dunia Metaverse.
Konsep Metaverse secara praktis merujuk pada dunia virtual persisten yang berkelanjutan, mencakup virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) yang menggabungkan aspek dunia fisik dan digital. AR dapat dijelaskan sebagai bentuk realitas virtual di mana dunia nyata diperluas atau ditingkatkan melalui penggunaan elemen virtual.Â
Perangkat AR memiliki tampilan, perangkat input, sensor, dan prosesor. Perangkat ini dapat berupa monitor, layar yang dipasang di kepala, kacamata, lensa kontak, konsol game, bahkan sekadar ponsel pintar atau smartphone.
Sedangkan VR merupakan lingkungan yang dihasilkan komputer yang memungkinkan pengguna mengalami realitas yang berbeda. Perangkat VR biasanya disematkan di kepala, dan secara visual memisahkan pengguna dari ruang apa pun yang saat itu ditempati secara fisik.Â
Gambar yang dihasilkan perangkat VR diumpan ke mata pengguna dari dua lensa kecil. Melalui VR, pengguna dapat melakukan banyak hal mulai dari mendaki gunung, berkeliling negara, menikmati film seolah-olah menjadi bagian film tersebut, dan bahkan membenamkan diri dalam video game tanpa meninggalkan sofa.
Sebenarnya, dalam bentuk yang sederhana, metaverse sudah bisa ditemukan di kehidupan sheari-hari. Hanya saja, banyak yang tidak sadar akan hal tersebut. Contoh sederhana adalah aplikasi game online.
Kesiapan Dunia Pendidikan Menyambut Era Metaverse
Sekalipun metaverse hanya merupakan ide untuk teknologi masa depan namun perlu direspon secara baik. Butuh persiapan yang matang agar tidak terbawah oleh arus teknologi. Dunia pendidikan seyogyanya merespon cepat terhadap isu-isu perkembangan teknologi yang mutakhir.
Bagi dunia pendidikan, perkembangan metaverse tidak boleh dianggap hanya sebagai ilusi. Perkembangan teknologi bukan hal yang mustahil bagi para ilmuwan. Selama manusia masih berpikir selama itu teknologi akan terus berkembang.
Pendidikan selalu merespon seluruh perkembangan teknologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan. Suka atau tidak proses pendidikan mengarahkan peserta didik untuk melek teknologi. Sebab, masa depan dunia akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.
Dalam menyambut era metaverse, pendidikan harus melakukan transformasi secara masif. Sistem pendidikan harus mengedepankan proses pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Untuk itu beberapa hal yang harus diperhatikan dalam dunia pendidikan untuk menyambut era metaverse.