Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Calon Pemimpin Harus Sehat, lalu Bagaimana dengan Pemimpin yang Mendadak Sakit?

5 Januari 2022   13:51 Diperbarui: 5 Januari 2022   14:32 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi calon pemimpin (sumber: megapolitan.okezone.com)

Calon pemimpin yang sehat secara emosional tentu akan medekatkan diri bersama rakyatnya. Tidak menciptakan gap antara pemimpin dan rakyat. Sederhananya, buah dari kesehatan rohani akan menghasilkan pemimpin yang merakyat.

Kita tentu prihatin melihat prilaku kepala daerah yang emosional kepada warganya sendiri. Apalagi kemarahan seorang pemimpin tersebut tanpa alasan yang jelas. Sepakat bahwa kepala daerah harus tegas dan memiliki kewibawaan dalam memimpin.

Namun tidak berarti kita mendukung kesewenang-wenangan pemimpin terhadap rakyatnya sendiri. Apalagi sampai melakukan tindakan kekerasan fisik. Apapun alasannya kekerasan fisik oleh seorang pemimpin tidak dibenarkan dan tidak boleh terjadi.

Kita masih melihat ada kepala daerah melakukan tindakan kekerasan fisik hanya karena masalah sepele. Seperti yang dilakukan oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi. Melakukan tindakan kekerasan fisik terhadap salah seorang pelatih biliar karena tidak tepuk tangan saat Edy Rahmayadi berpidato.

Detik-detik gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menjewer pelatih biliar(Sumber: tubasmedia.com)
Detik-detik gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menjewer pelatih biliar(Sumber: tubasmedia.com)

Rakyat membutuhkan pemimpin yang ramah. Pemimpin yang mau mendengarkan dan merangkul, termasuk merangkul lawan politik. Sebab setelah dipilih seorang kepala daerah  bukan lagi milik kelompok tertentu melainkan milik semua orang. Termasuk mereka yang tidak memilih.

Hanya Pemimpin yang sehat secara rohani, yang dapat mengendalikan amarah dan kebencian. Tekanan yang bertubi-tubi dari publik terutama dari lawan politik tidak akan menjadikannya sebagai dendam. Justru menjadikannya sebagai bahan evaluasi untuk melakukan perbaikan kinerja yang diperuntukkan bagi kesejahteraan masyarakat.

2. Beban tugas yang menguras tenaga dan pikiran

Setelah dilantik seorang pemimpin akan berhadapan dengan tugas yang banyak dan kompleks. Banyak dokumen yang harus ditandatangan, bahkan membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Tidak heran bila kita mendengar bahwa kepala daerah bekerja sampai semalaman suntuk.

Seorang pemimpin harus memiliki prinsip belum tidur sebelum warganya tidur, sudah bangun sebelum warganya bangun. Ini mau menunjukkan bahwa seorang pemimpin seperti kepala daerah, harus bekerja keras dan memastikan pelayanan kepada masyarakat berjalan maksimal. Pemimpin yang baik memikirkan seluruh kebutuhan masyarakat yang dipimpinnya.

Oleh karena itu,seorang pemimpin harus tampil prima. Membutuhkan tenaga serta pikiran yang sehat dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin. Fokus seorang pemimpin adalah melayani masyarakat tidak lagi berkecimpung dengan masalah kesehatannya.

Sebagai calon pemimpin harus memastikan bahwa kondisi fisiknya dalam keadaan sehat bugar. Sebab, hanya orang sehat secara fisik dan psikis saja yang mampu menjalankan roda kepemimpinan. Tidak mungkin seorang pemimpin mengurus begitu banyak persoalan dalam kondisi fisik dan psikis yang tidak sehat.

Potret calon kepala daerah se-provinsi Sumatera Utara saat menjalani tes kesehatan (sumber: news.detik.com)
Potret calon kepala daerah se-provinsi Sumatera Utara saat menjalani tes kesehatan (sumber: news.detik.com)

Beban tugas sebagai kepala daerah yang banyak tentu mempengaruhi kualitas kesehatan. Semakin banyak beban tugas semakin banyak seorang pemimpin kehilangan waktu untuk beristirahat. Inilah yang dikuatirkan bila calon kepala daerah adalah orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu.

3. Aktivitas saat memimpin yang sangat padat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun