Piala AFF sudah berakhir. Timnas Indonesia harus berbesar hati karena berada di posisi runner up. Timnas Indonesia harus kalah melawan Thailand dengan skor agregat 2-6, untuk kemenangan Thailand.Â
Pada leg pertama Indonesia harus menelan kekalahan 4-0 di tangan Thailand. Timnas Indonesia berupaya bangkit pada leg kedua ketika menjamu Thailand. Namun Dewi Fortuna tidak berpihak pada Indonesia. Indonesia hanya mampu bertahan imbang 2-2 ketika melawan Thailand pada leg kedua.
Kekalahan ini mendapat respon beragam dari masyarakat Indonesia. Ada yang kecewa, sedih dan marah dengan hasil yang diraih oleh Timnas Indonesia. Sangatlah wajar bila kecewa, namun menyalahkan para pemain dari Thailand adalah tindakan yang tidak tepat.
Kalah menang dalam sebuah pertandingan adalah hal biasa. Menjunjung sportifitas nomor satu. Sebab, sejatinya olahraga adalah ajang untuk meningkatkan persahabatan antar negara. Sekalipun, sepak bola sebagai jati diri yang sekaligus harga diri bangsa.
Membangun kultur sepak bola yang baik tidak hanya tanggung jawab pemain dan pelatih. Setiap anak bangsa bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas persepakbolaan Indonesia. Cara yang paling sederhana ikut mendukung para pemain timnas dan juga pelatih.
Kultur sepak bola tidak selalu monoton bicara pola permainan, strategi dan lain sebagainya. Bicara kultur berarti berbicara keseluruhan elemen yang berkaitan dengan persepakbolaan. Termasuk mentalitas, sportifitas, dan kualitas permainan.
Kultur tidak dibangun sekali jadi langsung sempurna. Kultur dibangun atas dasar proses secara kontinuitas dan konsisten. Menemukan gaya permainan misalnya, tidak tidak serta merta langsung jadi. Gaya permainan adalah identitas suatu klub sepak bola, yang dibangun atas dasar kultur serta diramu dari setiap pertandingan.
Kekalahan Timnas Indonesia dari Thailand harus menjadi bahan evaluasi bagi PSSI. Bagian mana yang akan dievaluasi PSSI tentu mereka lah yang lebih tahu dan yang lebih paham. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa mengevaluasi Timnas Indonesia tidak selamanya harus memberhentikan pelatih.
Shin Tae-Yong layak dipertahankan
Meningkatkan kualitas sepak bola tidak selamanya dengan melakukan pergantian pelatih. Justru bagi penulis, cara tersebut merupakan cara yang pragmatis. Gonta-ganti pelatih akan berdampak pada kehilangan konsistensi dan kekompakan tim.
Membangun tim yang kompak butuh proses panjang. Shin tae-yong layak dipertahankan karena sudah mengantarkan Timnas Indonesia menjadi runner-up di Piala AFF. Memang bukan prestasi yang diinginkan oleh masyarakat Indonesia. Akan tetapi, hasil tersebut layak diapresiasi terutama untuk Shin tae-yong.
Penulis sendiri tidak memahami secara detail seluk-beluk mengenai sepak bola. Tidak memahami bagaimana strategi yang digunakan dalam permainan sepak bola. Yang pasti segala sesuatu butuh proses apalagi membangun tim sepak bola yang solid.