Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wae Rebo dan Catatan Khusus untuk Pemda Manggarai

4 Januari 2022   09:34 Diperbarui: 4 Januari 2022   18:11 1902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama tokoh masyarakat desa Wae Rebo (sumber: dokumen pribadi)

Walaupun terpencil, Wae Rebo tetaplah bagian dari Indonesia. Ketika Hari Kemerdekaan, selalu ada upacara untuk memperingatinya. Uniknya, warga Wae Rebo akan memasang bendera Indonesia di atas rumah adat yang berbentuk kerucut tersebut saat upacara bendera berlangsung.

Beberapa orang saling membantu untuk memastikan bendera berdiri dengan kokoh di puncak atap rumah adat. Ini bukti bahwa masyarakat setempat setia dan cinta tanah air. Merefleksikan cinta tanah air melalui upacara bendera pada perayaan 17 agustus di setiap tahun.

Pengalaman Pertama Berkunjung ke Wae Rebo

Pada tanggal 28 Desember 2021, penulis bersama ketiga saudara berkunjung ke Desa Wae Rebo. Kalau mau dibilang kunjungan ini terkesan mendadak, tanpa periapan khusus. Mengingat perjalanan kami sangat bergantung pada kondisi cuaca saat itu. Jika hujan maka rencana untuk berkunjung ke Wae Rebo di batalkan.

Perjalanan kami dimulai dari kota Borong ibu kota kabupaten Manggarai Timur menuju kota Ruteng ibu kota Manggarai. Perjalanan menggunakan sepeda motor dalam waktu tempuh  kurang lebih satu jam. Kami menginap di rumah salah satu keluarga (bapa koe "dalam bahasa manggarai" = adik dari bapak ) di Waso, masih bagian dari kota Ruteng.

Keesokan harinya kami berangkat menuju Kecamatan satarmese Barat tepatnya di Narang. Perjalanan dari Kota Ruteng ke Narang, kurang lebih membutuhkan waktu satu setengah jam perjalanan, menggunakan sepeda motor. Kami menginap semalam di Narang sebelum berangkat ke Wae Rebo.

Perjalanan dari Ruteng ke Narang melewati persawahan yang indah. Sesekali kami berhenti untuk sekedar mengambil foto. Disambut senyum dan sapa oleh masyarakat setempat. Kita seperti berada bersama saudara dekat karena keramahan masyarakat setempat.

Foto selfi di persawahan dalam perjalandari Ruteng ke Narang (sumber: dokumen pribadi)
Foto selfi di persawahan dalam perjalandari Ruteng ke Narang (sumber: dokumen pribadi)

Bermalam di Narang, disambut dengan hujan deras sampai pagi. Rencana menuju Wae Rebo bisa saja batal akibat hujan deras. Hujan deras semalaman sampai pagi. Jika, tidak berhenti maka kami putuskan untuk membatalkan perjalanan. Mengubah agenda wisata tepatnya.

Untung saja tepat pukul 08.00 pagi hujan berhenti dan matahari  pagi mulai muncul. Tidak menunggu lama kami bersiap dan bergegas menuju Wae Rebo. Masih menggunakan sepeda motor menuju kesana.

Perjalanan menuju pos pendakian Wae melalui jalur pesisir pantai. Perjalanan disuguhkan dengan pemandangan pesisir pantai yang indah dan menawan. Sesekali kami berhenti untuk sekedar berfoto di pesisir pantai.

Foto selfi di pesisir pantai dalam perjalanan menuju pos pendakian Wae Rebo (sumber: dokumen pribadi)
Foto selfi di pesisir pantai dalam perjalanan menuju pos pendakian Wae Rebo (sumber: dokumen pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun