Kementerian Pendidikan Indonesia berencana akan menerapkan kurikulum 2022 yaitu kurikulum prototipe. Kurikulum prototipe merupakan kurikulum pilihan (opsi) yang akan diterapkan pada tahun 2022. Kurikulum prototipe adalah kurikulum yang diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024.
Sekalipun hanya sebuah opsi, pada tataran pelaksanaannya kurikulum Prototipe membutuhkan persiapan yang matang. Persiapan tersebut meliputi fasilitas, manajemen dan kualitas pengajar. Kurikulum Prototipe terkesan memaksa, akan tetapi itulah pilihan terbaik yang harus dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan.
Dalam kondisi yang serba dilema, kurikulum prototipe memberikan harapan baru di dunia pendidikan. Kurikulum Prototipe esensinya menegaskan kembali peran guru yang merdeka. Serta memberikan kesempatan secara langsung  pada siswa untuk lebih mandiri dalam proses pembelajaran.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) membeberkan tiga karakteristik utama Kurikulum Prototipe yang dinilai dapat mendukung pemulihan pembelajaran. Ketiga karakteristik tersebut berkaitan dan saling mendukung satu dengan yang lain untuk mengejar ketertinggalan siswa akibat pandemi covid 19. Sebab secara prinsip kurikulum prototipe merupakan opsi pemulihan pendidikan di Indonesia.
Pertama, pengembangan kemampuan non-teknis (soft skills) dan karakter mendapat porsi khusus melalui pembelajaran berbasis proyek. Dilansir dari The Balance Careers, soft skill adalah kemampuan komunikasi, karakteristik seseorang, kecerdasan sosial yang melekat, serta kemampuan beradaptasi dengan baik di dalam kehidupan maupun dunia kerja. Kemampuan ini ini harus dimiliki siswa untuk masuk dalam kehidupan real yaitu dunia kerja.
Soft skill merupakan keahlian yang dimiliki oleh seseorang yang erat kaitannya dengan relasi sosial. Sebagaimana seseorang berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain itulah peran soft skill. Sekalipun hanya berupa kemampuan non teknis, akan tetapi penting dalam upaya meningkatkan kinerja kerja seseorang.
Soft skill lebih mengarah pada wawasan emosional seseorang. Sebagaimana seseorang memperlakukan orang lain dalam suatu komunitas kerja. Selain itu, soft skill mengarahkan pada kemampuan dasar untuk memanajemen seluruh persoalan hidup sehingga dapat teratasi secara tepat dan cepat.
Pengembangan soft skill erat kaitannya dengan karakter seseorang. Kurikulum prototipe menetapkan pengembangan karakter sebagai prioritas utama dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mendukung pengembangan soft skill seorang siswa.
Kedua, Kurikulum Prototipe berfokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. National Institute for Literacy, memberikan pemahaman bahwa literasi adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat.
Kemampuan literasi merupakan kemampuan dasar yang wajib dimiliki oleh semua siswa. Kemampuan ini memposisikan literasi secara kontekstual lingkungan. Kemampuan literasi sebagai bentuk persiapan bagi siswa untuk menghadapi dunia kerja.Â
Setiap siswa tidak bisa melakukan pemecahan masalah tanpa kemampuan literasi. Kemampuan literasi bisa dikatakan sebagai ibu dari seluruh kemampuan yang dimiliki atau yang harus dikuasai oleh seorang siswa. Tanpa kemampuan literasi semuanya akan sia-sia dan tanpa arti.
Selain kemampuan literasi, siswa juga harus dibekali kemampuan numerasi. Kemampuan numerasi dalam PISA (Programme for International Student Assessment) adalah fokus kepada kemampuan siswa dalam menganalisa, memberikan alasan, dan menyampaikan ide secara efektif, merumuskan, memecahkan, dan menginterpretasi masalah-masalah matematika dalam berbagai bentuk dan situasi. Kemampuan numerasi memiliki cakupan yang lebih luas dan kompleks.
Siswa dibekali kemampuan numerasi untuk dapat menyelesaiakan persoalan hidup termasuk persoalan di dunia kerja. Kurikulum prototipe menekankan pada materi yang esensi untuk meningkatkan kemampuan numerasi. Itu berarti ada penyelerasan antara pelajaran dengan kebutuhan kerja.
Penyelarasan pelajaran terhadap kebutuhan dunia kerja dan mengatasi learning loss merupakan opsi yang tepat saat ini. Kurikulum prototipe sebagai jawaban atas kekuatiran terhadap problem pendidikan akibat dihantam pandemi covid 19. Jika dilaksanakan secara tepat, kurikulum prototipe akan memberikan warna baru dunia pendidikan di Indonesia.
Ketiga, fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. Internalisasi nilai kearifan lokal dalam pembelajaran seharusnya sudah dimulai dari sekarang. Sebab, sudah lama pendidikan di Indonesia seperti kehilangan nilai-nilai mutan lokal.
Selain itu, kurikulum prototipe memberikan kemerdekaan kepada guru untuk menentukan arah pembelajaran yang sesuai kebutuhan siswa. Seyogyanya guru harus merdeka dalam  melaksanakan proses pembelajaran. Penentuan metode dan model pembelajaran merupakan bagian dari kemerdekaan seorang guru.
Penentuan arah pembelajaran yang fleksibel menuntut guru untuk selalu bijaksana. Tuntutannya jelas bahwa guru harus tahu dan paham seluruh aspek kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa. Tentu ini bukan perkara mudah, yang paling utama bagi guru adalah mengidentifikasi setiap karakter serta kemampuan yang dimiliki masing-masing siswa.
Secara sederhana proses pembelajaran disesuaikan dengan minat dan bakat siswa. Tidak memberikan semua mata pelajaran kepada siswa. Siswa sendiri yang meramu pelajaran yang cocok sesuai dengan minat dan bakatnya.
Kurikulum Prototipe, Bukti Sistem Pendidikan Dinamis dan Fleksibel
Sistem pendidikan pada dasarnya harus terus mengalami tranformasi sesuai dengan tuntutan zaman. Tidak kaku dan tidak bisa berjalan di tempat. Sistem pendidikan harus bisa menjawab tuntutan zaman yang terus berubah.
Bagi penulis sistem pendidikan tidak ujug-ujug ada dan tidak sekali jadi. Sistem pendidikan yang baku tercipta melalui proses yang panjang. Tentu setiap petiode mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Sistem pendidikan akan selalu dinamis dan fleksibel. Menurut KBBI, pengertian dari dinamis adalah penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dan sebagainya; mengandung dinamika. Itu berarti pendidikan semestinya responsif terhadap setiap dinamika yang terjadi.
Konsekuensinya jelas bahwa guru harus cepat beradaptasi dengan sistem yang berlaku. Sangatlah keliru jika guru merasa terbebani oleh karena perubahan sistem pendidikan. Yang berubah sistem, sedangkan materi pembelajaran akan tetap sama.
Guru yang cerdas adalah guru yang dengan cepat menyesuaikan pola pembelajaran sesuai dengan sistem pendidikan yang berlaku. Guru tidak bertahan pada status quo yang kaku namun tidak menjawab kebutuhan dunia kerja dan usaha. Memang pendidikan tidak selalu bicara dunia kerja, akan tetapi semua manusia akan berusan dengan dunia kerja.
Selain dinamis, sistem pendidikan bersifat fleksibel sesuai dengan karakter siswa dan mudah dilaksanakan. Kurikulum Prototipe menggambarkan sistem pendidikan yang fleksibel. Artinya, guru lebih leluasa menentukan proses pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa.
KBBI mengartikan fleksibel adalah ungkapan yang cocok untuk menggambarkan kelenturan (sesuatu yang mudah dibengkokan). Sistem pendidikan yang fleksibel berarti sistem pendidikan yang mudah diterapkan dan disesuaikan dengan karakter, serta budaya nilai-nilai lokal dari masyarakat setempat. Hal ini sesuai dengan arah kurikulum prototipe.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa apapun kurikulumnya tidak akan membawa perubahan kalau guru masih mempertahankan status quo. Sistem boleh berubah sesuai tuntutan sama kalau guru tidak berubah itu sama saja. Yang dibutuhkan adalah guru yang kompeten dan bisa menyesuaikan di apa saja dan kapan saja sistem pendidikan berlaku.
Yang dibutuhkan sekarang adalah peran guru yang maksimal dalam proses pembelajaran. Guru adalah peran utama dalam menyukseskan kurikulum prototipe yang dicanangkan oleh kementerian pendidikan. Tanpa guru yang cerdas dan bijaksana kurikulum prototipe tidak akan berarti sama sekali. Sekian!
Sumber Bacaan:
1. Kurikulum Prototipe Sebagai Opsi Dukung Pemulihan Pembelajaran
2. Apa Itu Soft Skill? Yuk Ketahui Pengertian dan Cara Meningkatkannya
Oleh. Eduardus Fromotius Lebe
(Penulis, Konsultan Skripsi dan Dosen)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H